Jumlah bangunan rusak akibat angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Jember, bertambah, yang awalnya sebanyak 91 rumah, kini menjadi 100 rumah dan bangunan fasilitas umum yang rusak juga bertambah.
"Berdasarkan pendataan di lapangan, rumah yang rusak sebanyak 100 unit dengan rincian 95 rumah rusak ringan dan lima rumah rusak sedang," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di kabupaten setempat, Selasa.
Bencana angin puting beliung terjadi di Desa Sukamakmur dan Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung pada Senin (27/2) sore menyebabkan tiga orang terluka dan 100 rumah rusak, serta sejumlah fasilitas umum juga mengalami kerusakan.
"Ada tiga lokasi terdampak angin puting beliung, yakni Dusun Langsatan di Desa Sukamakmur, Dusun Penanggungan di Desa Wirowongso, dan Dusun Plalangan di Desa Sukamakmur. Jumlah rumah rusak terbanyak di Dusun Langsatan," tuturnya.
Ia menjelaskan bangunan yang rusak akibat bencana alam tersebut, yakni Masjid Baitul Muttaqin, mushalla, sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kandang ternak dan gudang tembakau ambruk.
"Petugas juga melaporkan sebanyak 50 pohon tumbang dan barongan bambu juga terdampak angin puting beliung di Kecamatan Ajung," katanya.
Heru mengatakan petugas sudah melakukan kerja bakti, melanjutkan pemotongan pohon dan membersihkan material reruntuhan atap rumah warga yang terdampak puting beliung, serta mendistribusikan bantuan.
"Aktivitas belajar anak-anak PAUD tetap berlanjut, karena kerusakan akibat angin puting beliung di PAUD tersebut masuk kategori rusak ringan," ujarnya.
Sementara untuk tiga korban yang mengalami luka karena tertimpa reruntuhan atap rumah kondisinya sudah membaik, karena sudah mendapat perawatan di puskesmas dan rumah sakit.
"Korban luka atas nama Siti Fatima dan Fatimah sudah berkumpul dengan keluarga dalam keadaan sehat, sedangkan korban luka atas nama Imam Fadoli sudah pulang ke rumah orang tuanya setelah menjalani perawatan di RSD dr Soebandi Jember," katanya.
Heru mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaannya terhadap cuaca ekstrem dan mewaspadai potensi bencana alam berupa banjir, longsor, dan angin kencang yang dapat terjadi selama cuaca ekstrem.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Berdasarkan pendataan di lapangan, rumah yang rusak sebanyak 100 unit dengan rincian 95 rumah rusak ringan dan lima rumah rusak sedang," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di kabupaten setempat, Selasa.
Bencana angin puting beliung terjadi di Desa Sukamakmur dan Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung pada Senin (27/2) sore menyebabkan tiga orang terluka dan 100 rumah rusak, serta sejumlah fasilitas umum juga mengalami kerusakan.
"Ada tiga lokasi terdampak angin puting beliung, yakni Dusun Langsatan di Desa Sukamakmur, Dusun Penanggungan di Desa Wirowongso, dan Dusun Plalangan di Desa Sukamakmur. Jumlah rumah rusak terbanyak di Dusun Langsatan," tuturnya.
Ia menjelaskan bangunan yang rusak akibat bencana alam tersebut, yakni Masjid Baitul Muttaqin, mushalla, sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kandang ternak dan gudang tembakau ambruk.
"Petugas juga melaporkan sebanyak 50 pohon tumbang dan barongan bambu juga terdampak angin puting beliung di Kecamatan Ajung," katanya.
Heru mengatakan petugas sudah melakukan kerja bakti, melanjutkan pemotongan pohon dan membersihkan material reruntuhan atap rumah warga yang terdampak puting beliung, serta mendistribusikan bantuan.
"Aktivitas belajar anak-anak PAUD tetap berlanjut, karena kerusakan akibat angin puting beliung di PAUD tersebut masuk kategori rusak ringan," ujarnya.
Sementara untuk tiga korban yang mengalami luka karena tertimpa reruntuhan atap rumah kondisinya sudah membaik, karena sudah mendapat perawatan di puskesmas dan rumah sakit.
"Korban luka atas nama Siti Fatima dan Fatimah sudah berkumpul dengan keluarga dalam keadaan sehat, sedangkan korban luka atas nama Imam Fadoli sudah pulang ke rumah orang tuanya setelah menjalani perawatan di RSD dr Soebandi Jember," katanya.
Heru mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaannya terhadap cuaca ekstrem dan mewaspadai potensi bencana alam berupa banjir, longsor, dan angin kencang yang dapat terjadi selama cuaca ekstrem.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023