Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro masih menunggu laporan hasil ekskavasi atau penggalian purbakala tumpukan batu bata kuno di situs Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, oleh Tim Universitas Indonesia (UI), pada 13-21 Juli 2011. "Berdasarkan penjelasan Tim UI yang diketuai Dr Ali Akbar, hasil ekskavasi situs Kahyangan Api dilaporkan paling lama dua bulan lagi," kata Kepala Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Saptatik, Selasa. Ia menjelaskan, berdasarkan laporan secara lisan, Tim UI masih belum bisa mengambil kesimpulan bentuk bantunan pasti, tumpukan batu bata kuno yang digali itu. Namun, di titik tengah lokasi yang di ekskavasi dengan panjang 37,5 meter, ditemukan satu lubang dengan diameter 2,5X2,5 meter yang berisi tumpukan arang yang sudah menjadi fosil. "Dalam ekskavasi itu, yang dianggap merupakan temuan terbaru dan cukup menarik adanya satu lubang yang berisi fosil arang itu," katanya, menjelaskan. Dugaan sementara, lanjutnya, adanya satu lubang yang berisi fosil arang tersebut, di jaman dulu merupakan sebuah tungku. Kemungkinan dari abad tujuh. Kemungkinan lainnya, menurt dia, temuan fosil arang tersebut, merupakan bekas lokasi pembuatan senjata, seperti keris di jaman Kerajaan Majapahit. Dalam ekskavasi Tim UI terdiri lima dosen UI, yaitu, Dr Ali Akbar, Dr R Cecep Eka Permana, Dian Sulistyowati, Agi Ginanjar, dan Isman Pratama Nasution, dibantu 15 mahasiswa jurusan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Studi Arkeologi UI. Sementara ini, lanjutnya, lubang bekas galian yang sebagian besar berisi tumpukan batu bata kuno tersebut, masih tetap tidak berubah setelah digali. Di semua lubang tersebut, tumpukan batu bata yang ditemukan berukuran panjang 30 centimeter, lebar 15 centimeter dan memiliki ketebalan 5 centimeter. "Selain batu bata berwarna merah ada juga yang berwarna putih," jelasnya.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011