Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menanam puluhan bibit terumbu karang di dasar perairan dangkal sekitar Pantai Mutiara, Kabupaten Trenggalek, Selasa.
Didampingi Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, mantan Menteri Sosial yang juga Ketua Umum Muslimat NU itu tampak tidak canggung melakukan rangkaian proses penanaman terumbu karang yang dipasang bersusun menggunakan batok kelapa tersebut.
Mulai dari mengambil bibit terumbu karang yang telah dipersiapkan di tepi pantai, menaiki perahu menuju perairan dangkal lalu menyerahkan langsung bibit terumbu karang itu kepada Bupati Nur Arifin yang telah siaga di dalam air lengkap dengan perangkat selam untuk menyemai puluhan bibit terumbu karang di dasar laut bersama sejumlah penyelam lain.
Suasananya pun berlangsung semarak dan tampak menyenangkan. Baik gubernur, bupati maupun rombongan hingga wartawan yang menyertai prosesi penyemaian bibit terumbu karang terlihat asyik dan menikmati setiap rangkaian kegiatan hingga usai dan kembali ke bibir pantai.
"Tata ruang laut ini kita coba kembangkan di Kawasan Pantai Mutiara, Pantai Prigi dan area Trenggalek. Ekosistem laut ini bisa menjadi pintu masuk untuk transisi ke Blue Economy," ujarnya.
Tak berhenti di sana, rombongan lalu ke Rumah Apung dan Keramba Jaring Apung, Rehabilitasi Terumbu Karang, Rumah Ikan dan Underwater Restocking menggunakan perahu cadik. Didampingi Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin Mantan Mensos RI itu menyaksikan langsung proses penanaman terumbu karang.
Berbeda dari biasanya, media dasar penanaman itu berbentuk hati. Ini menyimbolkan cinta masyarakat Jatim, terutama Gubernur Khofifah, kepada alam dan laut beserta biota di dalamnya.
"Ini bentuk dasar media tanamnya menarik sekali. Bentuknya hati, cinta. Ini melambangkan cinta kita semua terhadap terumbu karang dan ekosistem laut di sekitar," ujarnya.
Proses penanaman terumbu karang pun berjalan lancar dengan Cak Ipin sapaan akrabnya menyelam untuk meletakkan media tanam yang telah disiapkan oleh Gubernur Khofifah. Penanaman terumbu karang itu sendiri dilakukan di kedalaman 5 meter sampai 6 meter dengan luasan 250 meter x 600 meter.
Sebelumnya, telah dilakukan penanaman terumbu karang di kedalaman 11 meter. Rehabilitasi terumbu karang ini pun bukan pertama kalinya.
Pada 2022, Pemprov Jatim menginisiasi penanaman terumbu karang di beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Sumenep. Total cakupan rehabilitasi ini sebesar 2,4 hektare.
Gubernur Khofifah juga mengunjungi Rumah Apung dan Keramba Jaring Apung, Rehabilitasi Terumbu Karang, Rumah Ikan dan Underwater Restocking, Ekowisata Bahari serta gelar produk UMKM.
"Apartemen ikan ini juga akan menghidupkan dan menambah spesies ikan yang selama ini berkembang di kawasan Pantai Mutiara Trenggalek," ungkapnya.
Ekowisata laut ini menjadi hidup mengikuti bantuan yang diberikan oleh Pemprov Jatim. Sejak tahun 2019, Gubernur Jatim itu memberikan bantuan langsung berupa kapal ekowisata bahari, alat selam, alat konservasi penyu, serta sarana budidaya biota laut.
Tak cuma itu, orang nomor satu Jatim itu juga memberikan alat tangkap ikan, pembuatan garam, pengolahan dan pemasaran produk maritim. Ini berimbas pada kebangkitan ekonomi masyarakat pesisir sebab hasil tangkapan dan budidaya mereka kini memiliki nilai tambah dari segi pengemasan.
"Sekarang ini masanya kita bergeser dari Green Economy ke Blue Economy. Kita harus betul-betul memperhatikan kesejahteraan di laut, karena akan berdampak ke kesejahteraan di darat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Didampingi Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, mantan Menteri Sosial yang juga Ketua Umum Muslimat NU itu tampak tidak canggung melakukan rangkaian proses penanaman terumbu karang yang dipasang bersusun menggunakan batok kelapa tersebut.
Mulai dari mengambil bibit terumbu karang yang telah dipersiapkan di tepi pantai, menaiki perahu menuju perairan dangkal lalu menyerahkan langsung bibit terumbu karang itu kepada Bupati Nur Arifin yang telah siaga di dalam air lengkap dengan perangkat selam untuk menyemai puluhan bibit terumbu karang di dasar laut bersama sejumlah penyelam lain.
Suasananya pun berlangsung semarak dan tampak menyenangkan. Baik gubernur, bupati maupun rombongan hingga wartawan yang menyertai prosesi penyemaian bibit terumbu karang terlihat asyik dan menikmati setiap rangkaian kegiatan hingga usai dan kembali ke bibir pantai.
"Tata ruang laut ini kita coba kembangkan di Kawasan Pantai Mutiara, Pantai Prigi dan area Trenggalek. Ekosistem laut ini bisa menjadi pintu masuk untuk transisi ke Blue Economy," ujarnya.
Tak berhenti di sana, rombongan lalu ke Rumah Apung dan Keramba Jaring Apung, Rehabilitasi Terumbu Karang, Rumah Ikan dan Underwater Restocking menggunakan perahu cadik. Didampingi Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin Mantan Mensos RI itu menyaksikan langsung proses penanaman terumbu karang.
Berbeda dari biasanya, media dasar penanaman itu berbentuk hati. Ini menyimbolkan cinta masyarakat Jatim, terutama Gubernur Khofifah, kepada alam dan laut beserta biota di dalamnya.
"Ini bentuk dasar media tanamnya menarik sekali. Bentuknya hati, cinta. Ini melambangkan cinta kita semua terhadap terumbu karang dan ekosistem laut di sekitar," ujarnya.
Proses penanaman terumbu karang pun berjalan lancar dengan Cak Ipin sapaan akrabnya menyelam untuk meletakkan media tanam yang telah disiapkan oleh Gubernur Khofifah. Penanaman terumbu karang itu sendiri dilakukan di kedalaman 5 meter sampai 6 meter dengan luasan 250 meter x 600 meter.
Sebelumnya, telah dilakukan penanaman terumbu karang di kedalaman 11 meter. Rehabilitasi terumbu karang ini pun bukan pertama kalinya.
Pada 2022, Pemprov Jatim menginisiasi penanaman terumbu karang di beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Sumenep. Total cakupan rehabilitasi ini sebesar 2,4 hektare.
Gubernur Khofifah juga mengunjungi Rumah Apung dan Keramba Jaring Apung, Rehabilitasi Terumbu Karang, Rumah Ikan dan Underwater Restocking, Ekowisata Bahari serta gelar produk UMKM.
"Apartemen ikan ini juga akan menghidupkan dan menambah spesies ikan yang selama ini berkembang di kawasan Pantai Mutiara Trenggalek," ungkapnya.
Ekowisata laut ini menjadi hidup mengikuti bantuan yang diberikan oleh Pemprov Jatim. Sejak tahun 2019, Gubernur Jatim itu memberikan bantuan langsung berupa kapal ekowisata bahari, alat selam, alat konservasi penyu, serta sarana budidaya biota laut.
Tak cuma itu, orang nomor satu Jatim itu juga memberikan alat tangkap ikan, pembuatan garam, pengolahan dan pemasaran produk maritim. Ini berimbas pada kebangkitan ekonomi masyarakat pesisir sebab hasil tangkapan dan budidaya mereka kini memiliki nilai tambah dari segi pengemasan.
"Sekarang ini masanya kita bergeser dari Green Economy ke Blue Economy. Kita harus betul-betul memperhatikan kesejahteraan di laut, karena akan berdampak ke kesejahteraan di darat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023