Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya meminta dinas perhubungan setempat melakukan rekayasa lalu lintas guna mengurai kemacetan di kawasan underpass Jalan Mayjen Sungkono.
Anggota Komisi C DPRD Surabaya William Wirakusuma di Surabaya, Sabtu, mengatakan, awal pembangunan underpass atau jalan bawah tanah di Jalan Mayjen Sungkono bertujuan untuk mengurai kemacetan di kawasan tersebut.
"Itu underpass kan dibuat untuk mengurai kemacetan tapi sekarang malah menjadi simpul macet, terutama di akhir minggu dan hari libur," kata dia.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta Dishub Surabaya agar dapat segera mengurai kemacetan di kawasan tersebut.
Menurut dia, harusnya ada pengaturan lalu lintas khususnya yang ke arah Graha Family. "Kendaraan yang lewat underpass tidak boleh belok ke arah Graha Family, jadi yang mau arah ke Graha Family harus lewat atas," kata William.
Dia menambahkan, sebenarnya simpul kemacetan tersebut sangat mudah diurai karena penyebabnya sangat jelas.
"Bisa juga untuk underpass jalur paling kanan dilarang belok ke arah Graha Family. Ini harus segera diurai karena di pertigaan juga ada apartemen baru yang bisa menambah kemacetan di simpul tersebut," kata William.
Dia menambahkan karena sistem Electronic Traffic Law Enforcement (e-TLE) atau tilang elektronik sudah berlaku, maka perlu dipasang kamera e-TLE di sana di kawasan tersebut. Sehingga, lanjut dia, kalau dari underpass memotong jalan ke Graha Family maka akan terkena tilang elektronik dengan denda maksimal.
"Dinas Perhubungan perlu mengkaji ulang rekayasa lalu lintas kawasan underpass Mayjen Sungkono. Supaya simpul kemacetan di sana bisa terurai dan tujuan pembangunan underpass bisa tercapai," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Anggota Komisi C DPRD Surabaya William Wirakusuma di Surabaya, Sabtu, mengatakan, awal pembangunan underpass atau jalan bawah tanah di Jalan Mayjen Sungkono bertujuan untuk mengurai kemacetan di kawasan tersebut.
"Itu underpass kan dibuat untuk mengurai kemacetan tapi sekarang malah menjadi simpul macet, terutama di akhir minggu dan hari libur," kata dia.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta Dishub Surabaya agar dapat segera mengurai kemacetan di kawasan tersebut.
Menurut dia, harusnya ada pengaturan lalu lintas khususnya yang ke arah Graha Family. "Kendaraan yang lewat underpass tidak boleh belok ke arah Graha Family, jadi yang mau arah ke Graha Family harus lewat atas," kata William.
Dia menambahkan, sebenarnya simpul kemacetan tersebut sangat mudah diurai karena penyebabnya sangat jelas.
"Bisa juga untuk underpass jalur paling kanan dilarang belok ke arah Graha Family. Ini harus segera diurai karena di pertigaan juga ada apartemen baru yang bisa menambah kemacetan di simpul tersebut," kata William.
Dia menambahkan karena sistem Electronic Traffic Law Enforcement (e-TLE) atau tilang elektronik sudah berlaku, maka perlu dipasang kamera e-TLE di sana di kawasan tersebut. Sehingga, lanjut dia, kalau dari underpass memotong jalan ke Graha Family maka akan terkena tilang elektronik dengan denda maksimal.
"Dinas Perhubungan perlu mengkaji ulang rekayasa lalu lintas kawasan underpass Mayjen Sungkono. Supaya simpul kemacetan di sana bisa terurai dan tujuan pembangunan underpass bisa tercapai," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023