Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, saat ini yang menjadi perhatian penanganan banjir yang kerap terjadi di kawasan perkotaan dengan melakukan penghijauan kembali di kawasan daerah tangkapan hujan atau di dataran tinggi di wilayah itu.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, untuk penanganan banjir pemerintah daerah setempat selain mengambil langkah kuratif atau pemulihan dampak banjir yang terjadi di kawasan perkotaan, pada Jumat (10/2) malam, juga fokus empat hal, salah satunya penghijauan di daerah tangkapan hujan.

"Kami juga telah membuat peraturan daerah yang mengatur alih fungsi lahan di kawasan atas, sehingga sawah dan kebun tidak diubah menjadi kompleks perumahan secara tidak teratur," kata Bupati Ipuk saat meninjau lokasi banjir di kawasan perkotaan Banyuwangi, Minggu.

Tak hanya sebatas itu, bupati juga meminta kepada pihak perkebunan untuk kembali menanami kawasan lereng gunung dengan tanaman keras atau tanaman tahunan.

Menurut Ipuk, dalam beberapa tahun terakhir ada perubahan fungsi lahan di kawasan lereng gunung yang sebelumnya ditanami tanaman keras saat ini beralih menjadi tanaman hortikultura.

"Dinas terkait nanti akan memantau reboisasi di lereng gunung. Penghijauan juga turut kami lakukan," ucapnya.

Selain itu, lanjut Ipuk, langkah kedua penanganan banjir adalah penguatan dan peninggian tangkis di sepanjang garis sempadan sungai.

"Ini sebagai langkah preventif sembari menyelesaikan persoalan di hulu. Tahun kemarin sudah dilakukan di beberapa titik dan tahun ini akan dilanjutkan kembali," katanya.

Menurut Ipuk, yang tak kalah pentingnya adalah normalisasi sungai dan rekayasa pengendalian air di sejumlah titik, seperti di wilayah Kampung Ujung dimana letak drainase terkadang berada di bawah permukaan air. Di tempat ini akan disiapkan sejumlah pompa untuk mengalirkan air ke sungai.

Memberikan edukasi warga di sekitar sungai juga penting, terutama dalam perilaku hidup bersih dengan tidak membuang sampah ke sungai ataupun saluran air.

"Selain itu juga edukasi untuk pengendalian garis sempadan sungai agar tidak dibangun secara liar. Ini berbahaya karena sewaktu-waktu bisa terdampak," kata Ipuk.

Bupati Ipuk juga memastikan plengsengan yang longsor maupun fasilitas umum yang rusak akan segera diperbaiki.

Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Mudjito mengatakan ada empat kelurahan di wilayah kota yang terdampak banjir, yakni Kelurahan Panderejo, Tukang kayu, Kepatihan, dan Singonegaran.

"Saat hujan intensitas deras kami telah menyiapkan relawan untuk mengantisipasi dampaknya. Sehingga saat terjadi luapan, segera dilakukan penanganan lebih cepat," katanya.

Data diperoleh, banjir luapan air Sungai Kalilo mengakibatkan pemukiman warga di tiga kelurahan (Kecamatan Banyuwangi) terendam banjir hingga setinggi dada orang dewasa pada Jumat (10/2) malam setelah di wilayah Banyuwangi diguyur hujan dengan intensitas tinggi hingga sekitar dua jam.

Adapun jumlah rumah warga terdampak banjir luapan air sungai mencapai 877 rumah. Rinciannya di Kelurahan Panderejo 65 rumah, Kepatihan 550 rumah dan Kelurahan Tukang Kayu 63 rumah, sementara di Desa Ketapang (Kecamatan Kalipuro) sebanyak 199 rumah.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023