Petani Kabupaten Lumajang, terus mengekspor petai berkualitas ke Malaysia setiap pekan dengan kapasitas 3-7 ton senilai sekitar Rp350 hingga 750 juta.
"Rata-rata setiap minggu, petai dari Ranuyoso Lumajang yang diekspor ke Malaysia sekitar 3-7 ton," kata Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Ranuyoso, Abdul Alim dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Rabu.
Menurutnya ekspor petai dari Kecamatan Ranuyoso telah dilakukan sejak 10 tahun lalu dan petai tersebut berasal dari hasil panen kebun rakyat di Desa Tegalbangsri.
"Aktivitas ekspor petai itu dipelopori oleh usaha keluarga Pak Hendi dan telah berlangsung sekitar 10 tahun lalu. Alhamdulillah hingga saat ini aktivitas ekspor petai masih berjalan dengan lancar," tuturnya.
Ia mengatakan petai yang dihasilkan dari kebun rakyat di Lumajang memiliki ciri khas sendiri yakni memiliki tekstur tebal dan rasa yang agak manis, sehingga diminati masyarakat luas.
"Di Jawa Timur, komoditas petai yang memiliki kualitas paling bagus adalah dari Lumajang, tepatnya di Kecamatan Ranuyoso dan Senduro," katanya.
Ia menjelaskan proses pengiriman petai dalam bentuk sudah dikupas, kemudian dikemas dalam boks yang prosesnya juga melibatkan masyarakat sekitar, sehingga dapat memberikan tambahan penghasilan untuk membantu keluarga di Kecamatan Ranuyoso.
"Saya bersyukur karena aktivitas ekspor petai itu dapat memberikan dampak positif yang dapat memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat sekitar, sehingga bisa meningkatkan perekonomian mereka," ujarnya.
Sebagian besar warga di Desa Tegalbangsri, Kecamatan Ranuyoso, menanam petai di kebun dan pekarangan rumah karena desa tersebut juga menjadi salah satu sentra petai di Kabupaten Lumajang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Rata-rata setiap minggu, petai dari Ranuyoso Lumajang yang diekspor ke Malaysia sekitar 3-7 ton," kata Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Ranuyoso, Abdul Alim dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Rabu.
Menurutnya ekspor petai dari Kecamatan Ranuyoso telah dilakukan sejak 10 tahun lalu dan petai tersebut berasal dari hasil panen kebun rakyat di Desa Tegalbangsri.
"Aktivitas ekspor petai itu dipelopori oleh usaha keluarga Pak Hendi dan telah berlangsung sekitar 10 tahun lalu. Alhamdulillah hingga saat ini aktivitas ekspor petai masih berjalan dengan lancar," tuturnya.
Ia mengatakan petai yang dihasilkan dari kebun rakyat di Lumajang memiliki ciri khas sendiri yakni memiliki tekstur tebal dan rasa yang agak manis, sehingga diminati masyarakat luas.
"Di Jawa Timur, komoditas petai yang memiliki kualitas paling bagus adalah dari Lumajang, tepatnya di Kecamatan Ranuyoso dan Senduro," katanya.
Ia menjelaskan proses pengiriman petai dalam bentuk sudah dikupas, kemudian dikemas dalam boks yang prosesnya juga melibatkan masyarakat sekitar, sehingga dapat memberikan tambahan penghasilan untuk membantu keluarga di Kecamatan Ranuyoso.
"Saya bersyukur karena aktivitas ekspor petai itu dapat memberikan dampak positif yang dapat memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat sekitar, sehingga bisa meningkatkan perekonomian mereka," ujarnya.
Sebagian besar warga di Desa Tegalbangsri, Kecamatan Ranuyoso, menanam petai di kebun dan pekarangan rumah karena desa tersebut juga menjadi salah satu sentra petai di Kabupaten Lumajang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023