Trenggalek - Komando Distrik Militer bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Trenggalek, Jatim, menggelar vasektomi atau modus operasi pria (MOP) secara massal.
Kegiatan bakti sosial yang diikuti oleh 22 peserta MOP tersebut dipusatkan di aula Kodim 0806, sementara proses operasi dilakukan di dalam mobil khusus yang disediakan oleh petugas BPPKB.
"Acara ini sudah kami gelar sejak Rabu, 20 Juli lalu dengan sasaran anggota maupun masyarakat umum," kata dr M Fathoni, petugas operasi, di Trenggalek, Senin.
Ia menjelaskan, vasektomi merupakan salah satu metode KB untuk membatasi jumlah kelahiran. Melalui metode ini, tenaga medis biasanya melakukan pembiusan lokal terhadap akseptor dan selanjutnya memotong kulit yang melingkupi testis dan mengangkat saluran "vas defferens" (saluran keluar sperma).
Saluran yang membawa sperma dari kantong testis ini kemudian dipotong dan diikat. "Operasi ini hanya menghalangi jalannya sperma dan tidak akan mengganggu kinerja alat kelamin lainnya," ujar dia.
Hal yang perlu diwaspadai, lanjut Fatoni, adalah ketika saluran "vas defferens" dipotong tidak otomatis sperma akan habis, namun masih ada yang tertinggal. "Butuh hingga 20-30 kali hubungan badan untuk mengurasnya hingga habis," kata Fatoni.
Setelah dilakukan operasi, Fatoni mengimbau pada para akseptor agar tidak melakukan kerja keras terlebih dahulu, sebab dikhawatirkan akan terjadi infeksi.
Selanjutnya, para peserta dioperasi secara bergilir oleh tiga orang petugas, yaitu dr M Fatoni, dr Sudarmaji, serta dr Andik. Para dokter yang melakukan operasi ini kesemuanya sudah pernah mengikuti pelatihan MOP yang digelar BKKBN.
Kegiatan MOP yang digelar mulai pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB itu dihadiri oleh Dandim 0806 Letkol (CZI) Hari Pahlawantoro, istri Wakil Bupati Trenggalek Hanik Kholiq, serta Kepala BPPKB Kabupaten Trenggalek Machfud Effendi.
MOP ini diikuti oleh sedikitnya 22 peserta. Tidak hanya dari personel Kodim, namun juga diikuti masyarakat umum. Bahkan, beberapa peserta tercatat berasal dari kecamatan yang cukup jauh, yaitu Kecamatan Panggul dan Durenan.
Para peserta yang mengikuti MOP ini tidak dipungut biaya. Mereka justru mendapatkan uang saku sebesar Rp100 ribu rupiah usai acara.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011