Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dipilih menjadi pilot project pemanfaatan platform digital Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia.

Kepala BPS RI, Margo Yuwono menyampaikan bahwa Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang menjadikan data sebagai landasan penting dalam perumusan kebijakan maupun evaluasi pembangunan, sehingga program-program yang dilaksanakan lebih tepat sasaran, seperti dalam masalah pengurangan kemiskinan.

"Sekitar satu dekade ini kinerja pengurangan kemiskinan di Banyuwangi berjalan dengan baik. Dengan segala intervensinya program yang didasarkan pada data, ini menjadi poin penting bagi kami. Bahkan, ini menjadi pemicu kami program apa yang telah Banyuwangi intervensi, kami jadikan analisis dan masuk dalam platform kami," kata Margo dalam keterangannya di Banyuwangi, Sabtu.

Angka kemiskinan di Banyuwangi memang terus menurun hingga menjadi satu digit, setelah satu dekade sebelumnya selalu di atas dua digit. Per 2022, berdasarkan data BPS, kemiskinan di Banyuwangi pada 2022 kembali menurun menjadi 7,51 persen, level terendah sepanjang sejarah kabupaten ini sejak Indonesia merdeka.

Selain itu, lanjut Margo, Banyuwangi juga dinilai mampu dan siap dalam hal pengelolaan data. Hal ini dapat dilihat dari keseriusan Banyuwangi dalam pengelolaan data, mulai dari Smart Kampung, aplikasi dasa wisma hingga pengembangan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SBPE) bahkan hingga ke level desa.

Dalam penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) pada 2021, indeks SPBE Banyuwangi menjadi yang terbaik kedua se-Indonesia.

"Ini alasan kami menempatkan Banyuwangi sebagai pilot project secara nasional. Sehingga dengan kesiapan Banyuwangi ini tugas kami dalam menyiapkan satu pusat rujukan data nasional akan lebih cepat terwujud," ujar Margo.

"Best practice Banyuwangi akan menjadi contoh bagi daerah lain, bagaimana data yang baik akan menghasilkan perencanaan dan outcome yang baik pula," katanya menambahkan.

Margo menyebutkan, dalam kolaborasi ini Pemkab Banyuwangi akan menjadi salah satu yang pertama dalam pemanfaatan platform digital Regsosek untuk berbagi pakai data dan analisis kebijakan. Banyuwangi akan menjadi lokus prototype tata kelola dan pemutakhiran data Regsosek secara nasional.

"Platform yang dimiliki BPS akan diinteraksikan dengan sistem yang ada di daerah. Misalnya, mengintegrasikan dan mendukung bagi pakai data antara platform digital data Regsosek dengan Banyuwangi satu data sehingga saling menguatkan," ujar dia.

Dia menambahkan, kolaborasi ini juga melaksanakan pemberdayaan kepada desa/kelurahan untuk pengelolaan dan pemutakhiran data.

"Kualitas SDM desa otomatis akan ter-upgrade dengan pemanfaatan teknologi yang akan diterapkan. Desa-desa akan kami dampingi dan diberikan pembinaan peningkatan kualitas data, seperti melalui program Desa Cantik," kata Margo.

Sementara itu, Bupati Ipuk menyambut baik atas penunjukan Banyuwangi dalam program Regsosek BPS. Dikatakan dia, Banyuwangi sangat menyadari pentingnya peran data dalam perumusan pembangunan daerah.

Untuk itu, Banyuwangi terus menggulirkan berbagai inovasi untuk menyajikan data yang akurat dan terintegrasi. Misalnya, sistem Banyuwangi Satu Data, UGD Kemiskinan, hingga Smart Kampung yang nantinya akan dikembangkan sebagai rumah besar berbagai data kependudukan, termasuk soal sosial dan ekonomi.

"Tentunya kolaborasi pemanfaatan data ini akan mempermudah kami dalam melakukan intervensi yang tepat bagi warga. Kami berharap kolaborasi ini bisa lebih menguatkan program-program pembangunan di Banyuwangi. Sebab, data menjadi input terpenting dalam penyusunan program pembangunan," kata Ipuk. 

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023