Pewarta Foto Indonesia (PFI) Kota Surabaya mengecam segala bentuk kekerasan dan intimidasi terhadap sejumlah jurnalis yang bertugas saat peliputan penyegelan Club Ibiza pada Jumat (20/1/2023) sore.

Ketua PFI Kota Surabaya Suryanto, dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan pernyataan sikap atas kejadian tersebut.

"Pertama, mengutuk dan mengecam keras intimidasi dan kekerasan fisik terhadap jurnalis saat peliputan penyegelan club," katanya.

Selanjutnya, intimidasi terhadap jurnalis yang tengah bertugas adalah ancaman nyata bagi kebebasan pers dan demokrasi yang tengah tumbuh di Tanah Air.

"Kami juga mendesak aparat kepolisian segera mengambil langkah tegas, mengusut, serta menangkap pelaku intimidasi terhadap para jurnalis," ucapnya.

Tak hanya itu, fotografer dari Radar Surabaya tersebut juga meminta kepada semua pihak agar tidak mengintimidasi serta mengintervensi kerja jurnalistik yang profesional.

"Oleh karena itu, saya mengingatkan kepada seluruh jurnalis di Indonesia agar selalu berpegang teguh pada Kode Etik Jurnalistik dalam menjalankan tugasnya," ujarnya.

Sebab, fungsi pers adalah menyuarakan kebenaran serta berpihak pada kepentingan orang banyak.

Sebelumnya, Sejumlah jurnalis menjadi korban penganiayaan saat meliput kegiatan aparat Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Satpol PP Pemprov Jatim) yang hendak melakukan penyegelan di Gedung Diskotik Ibiza Club, Jalan Simpang Dukuh Surabaya, pada sekitar pukul 14.00 WIB.

Sejumlah jurnalis tersebut adalah fotografer Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Didik Suhartono, fotografer INEWS.com Ali Masduki, reporter INEWS Firman Rachmanudin, reporter Beritajatim.com Anggadia dan reporter Lensaindonesia.com Rofik.

Aparat Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya menyelidiki penganiayaan yang menimpa sejumlah wartawan saat menjalankan tugas peliputan.

Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi  Akhmad Yusep Gunawan memastikan telah menerima laporan kepolisian dari sejumlah wartawan yang menjadi korban penganiayaan.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023