Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek memperketat pengawasan lalu lintas ternak dari luar daerah demi mencegah/mengantisipasi penyebaran wabah lumpy skin disease (LSD) yang saat ini sudah mulai menjangkit di sejumlah daerah di Jawa Timur.
"Ini bentuk kewaspadaan agar wabah LSD tidak masuk (wilayah) Trenggalek," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani di Trenggalek, Kamis.
Bentuk pengawasan melekat dilakukan dengan intensif menerjunkan petugas ke lapangan guna melakukan monitoring sekaligus razia di sejumlah ruas yang menjadi jalur perlintasan angkutan pembawa ternak sapi, kambing dan sejenisnya.
Di titik-titik tertentu, petugas dari Disnak dengan didampingi petugas keamanan kemudian proaktif melakukan pemeriksaan administrasi hewan berasal, kondisi kesehatan hewan dan sosialisasi baik ke pedagang maupun calon konsumen di pasaran.
"Kami tidak melakukan penyekatan di titik-titik masuk ke Trenggalek dan lebih proaktif ke lapangan. Karena penyekatan tidak efektif soalnya ternak yang belum bergejala menampakkan kondisi sehat," imbuhnya.
Selain pengetatan lalu lintas ternak, pihaknya telah melakukan vaksinasi terhadap 2 ribu ternak sapi perah sebagai langkah antisipatif wabah LSD.
Pola perawatan sapi perah menjadi pertimbangan sehingga sapi perah mendapat vaksin tahap pertama. Selain itu, sebagian wilayah di Trenggalek merupakan daerah penghasil susu perah.
"Dapat jatah suntik sementara masih untuk sapi perah 2 ribu dosis, karena sistem pemeliharaan sapi perah banyak dalam satu kandang dan sangat berdampak sekali daripada sapi potong. Nanti bertahap, ini masih diusahakan dari Provinsi untuk minta tambahan vaksinasi LSD ke Kementerian," ujarnya.
Meskipun belum ada temuan kasus LSD di Trenggalek, Ririn menegaskan pihaknya akan terus getol melakukan sosialisasi.
Sosialisasi itu diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga bisa mendeteksi sejak dini wabah penyakit LSD itu.
Sebab populasi sapi baik ternak maupun perah di Trenggalek cukup besar, menyentuh hampir 42.400 ekor.
"Di luar itu kami meminta kesadaran masyarakat itu sendiri. Misalnya untuk sementara waktu tidak membeli ternak dari luar wilayah. Apalagi yang belum vaksin, terutama dari Boyolali yang sentra sapi perah dan banyak kasus di sana," kata Ririn.
Ia mengimbau, jika ada ternak mengarah pada gejala LSD, segera hubungi petugas medis veteriner terdekat. Atau bisa hubungi hotline Dinas Peternakan 0822-3190-3384 dan 0822-3254-9854. "Alhamdulillah di Trenggalek belum ada temuan hewan ternak terpapar penyakit LSD," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Ini bentuk kewaspadaan agar wabah LSD tidak masuk (wilayah) Trenggalek," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani di Trenggalek, Kamis.
Bentuk pengawasan melekat dilakukan dengan intensif menerjunkan petugas ke lapangan guna melakukan monitoring sekaligus razia di sejumlah ruas yang menjadi jalur perlintasan angkutan pembawa ternak sapi, kambing dan sejenisnya.
Di titik-titik tertentu, petugas dari Disnak dengan didampingi petugas keamanan kemudian proaktif melakukan pemeriksaan administrasi hewan berasal, kondisi kesehatan hewan dan sosialisasi baik ke pedagang maupun calon konsumen di pasaran.
"Kami tidak melakukan penyekatan di titik-titik masuk ke Trenggalek dan lebih proaktif ke lapangan. Karena penyekatan tidak efektif soalnya ternak yang belum bergejala menampakkan kondisi sehat," imbuhnya.
Selain pengetatan lalu lintas ternak, pihaknya telah melakukan vaksinasi terhadap 2 ribu ternak sapi perah sebagai langkah antisipatif wabah LSD.
Pola perawatan sapi perah menjadi pertimbangan sehingga sapi perah mendapat vaksin tahap pertama. Selain itu, sebagian wilayah di Trenggalek merupakan daerah penghasil susu perah.
"Dapat jatah suntik sementara masih untuk sapi perah 2 ribu dosis, karena sistem pemeliharaan sapi perah banyak dalam satu kandang dan sangat berdampak sekali daripada sapi potong. Nanti bertahap, ini masih diusahakan dari Provinsi untuk minta tambahan vaksinasi LSD ke Kementerian," ujarnya.
Meskipun belum ada temuan kasus LSD di Trenggalek, Ririn menegaskan pihaknya akan terus getol melakukan sosialisasi.
Sosialisasi itu diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga bisa mendeteksi sejak dini wabah penyakit LSD itu.
Sebab populasi sapi baik ternak maupun perah di Trenggalek cukup besar, menyentuh hampir 42.400 ekor.
"Di luar itu kami meminta kesadaran masyarakat itu sendiri. Misalnya untuk sementara waktu tidak membeli ternak dari luar wilayah. Apalagi yang belum vaksin, terutama dari Boyolali yang sentra sapi perah dan banyak kasus di sana," kata Ririn.
Ia mengimbau, jika ada ternak mengarah pada gejala LSD, segera hubungi petugas medis veteriner terdekat. Atau bisa hubungi hotline Dinas Peternakan 0822-3190-3384 dan 0822-3254-9854. "Alhamdulillah di Trenggalek belum ada temuan hewan ternak terpapar penyakit LSD," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023