Wabah chikungunya yang sebelumnya menjangkiti Desa Gilang Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung semakin meluas ke desa lain di sekitarnya.
"Setelah Desa Gilang Kecamatan Ngunut, sekarang ditemukan di Desa Pulosari Kecamatan Ngunut dan Desa Sidomulyo Kecamatan Kauman," kata Kabid Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Kamis.
Pada kejadian sebelumnya pada awal Januari, kata Didik, penyakit chikungunya dialami 35 warga di Desa Gilang.
Para penderita mengalami panas mendadak, nyeri, pusing, lemas serta muncul ruam merah pada kulit di sekujur tubuh, terutama bagian kaki dan tangan.
Petugas kesehatan pun segera melakukan tindakan penanggulangan secara cepat dan terukur ke area terdampak.
Mulai dari gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) secara serentak di lingkungan yang berisiko menjadi sebaran perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus chikungunya, hingga upaya pengasapan.
Warga yang terjangkit juga dilakukan pengobatan alam upaya penyembuhan. Kasus di Desa Gilang mereda, kini wabah serupa terdeteksi menjangkit warga di sekitar Desa Pulosari Kecamatan Ngunut dan Desa Sidomulyo Kecamatan Pakel.
Di Desa Sidomulyo chikungunya menjangkiti 10 orang di dua lingkungan RT, sedangkan di Desa Pulosari tiga orang dinyatakan positif chikungunya.
"Pada penderita chikungunya, ruamnya gatal dan muncul rasa nyeri pada persendian, bahkan sampai tidak bisa jalan," paparnya.
Untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran penyakit ini, pihaknya langsung melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) secara masalah, dilanjutkan sosialisasi, larvasidasi dan pengasapan (fogging).
Kendati demikian, meski merebak belum ditemukan warga yang meninggal akibat chikungunya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Setelah Desa Gilang Kecamatan Ngunut, sekarang ditemukan di Desa Pulosari Kecamatan Ngunut dan Desa Sidomulyo Kecamatan Kauman," kata Kabid Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Kamis.
Pada kejadian sebelumnya pada awal Januari, kata Didik, penyakit chikungunya dialami 35 warga di Desa Gilang.
Para penderita mengalami panas mendadak, nyeri, pusing, lemas serta muncul ruam merah pada kulit di sekujur tubuh, terutama bagian kaki dan tangan.
Petugas kesehatan pun segera melakukan tindakan penanggulangan secara cepat dan terukur ke area terdampak.
Mulai dari gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) secara serentak di lingkungan yang berisiko menjadi sebaran perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus chikungunya, hingga upaya pengasapan.
Warga yang terjangkit juga dilakukan pengobatan alam upaya penyembuhan. Kasus di Desa Gilang mereda, kini wabah serupa terdeteksi menjangkit warga di sekitar Desa Pulosari Kecamatan Ngunut dan Desa Sidomulyo Kecamatan Pakel.
Di Desa Sidomulyo chikungunya menjangkiti 10 orang di dua lingkungan RT, sedangkan di Desa Pulosari tiga orang dinyatakan positif chikungunya.
"Pada penderita chikungunya, ruamnya gatal dan muncul rasa nyeri pada persendian, bahkan sampai tidak bisa jalan," paparnya.
Untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran penyakit ini, pihaknya langsung melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) secara masalah, dilanjutkan sosialisasi, larvasidasi dan pengasapan (fogging).
Kendati demikian, meski merebak belum ditemukan warga yang meninggal akibat chikungunya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023