Institut Teknologi Telkom Surabaya program studi Teknik Industri membantu pelaku usaha mengukur nilai TRL (Technology Readiness Level) dari pelaku Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) Kangen Susumoo yang berlokasi di wilayah Manukan Yoso, Tandes, Surabaya.
Ketua Program Pengabdian Masyarakat IT Telkom Surabaya Dominggo Bayu Baskara, dalam siaran persnya, di Surabaya, Selasa pagi, mengatakan TRL tersebut berisi indikator tingkat kesiapan sebuah teknologi yang diterapkan dan diadopsi oleh calon maupun pengguna di UMKM.
"Program pengabdian masyarakat yang kami lakukan kali ini ingin memberikan gambaran poin yang perlu menjadi atensi oleh UMKM Kangen Susumoo," katanya.
Selain itu, salah seorang anggota Pengabdian Masyarakat Silvi Istiqomah menambahkan ada juga beberapa poin pada kualifikasi TRL UMKM yang perlu dikembangkan pelaku UMKM, di antaranya metode rebranding dan iklan produk untuk menarik investor dalam mengembangkan bisnis hingga permasalahan pasar digital.
"Kami juga memberikan sosialisasi kepada pemilik UMKM untuk memakai sosial media dalam memasarkan produknya," ujar Silvi.
Program ini, lanjutnya, sangat mendukung pengembangan bisnis di kondisi pasar seperti saat ini, sehingga produk mereka lebih cepat dikenal khalayak dan berekspansi lebih luas lagi.
Sementara itu, pemilik UMKM Kangen Susumoo yang bergerak di bidang usaha susu sapi, Darus, mengatakan produknya perlu pendampingan pemasarannya lebih cepat dan dikenal oleh masyarakat.
"Di dalam mengembangkan bisnis ini kita perlu bekerjasama dengan beberapa pihak, maka dalam waktu dekat kita mempunyai rencana untuk membuat kampung wisata mengenai susu sapi," katanya.
Tak hanya itu, lanjutnya, pendampingan juga dilakukan untuk mengetahui peluang dan masalah yang harus diselesaikan dalam ekspansi bisnis sebagai acuan untuk pengembangan.
"Bisnis ini mempunyai potensi besar untuk dikembangkan maka dari itu perlu terus adanya pendampingan untuk mengembangkannya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Ketua Program Pengabdian Masyarakat IT Telkom Surabaya Dominggo Bayu Baskara, dalam siaran persnya, di Surabaya, Selasa pagi, mengatakan TRL tersebut berisi indikator tingkat kesiapan sebuah teknologi yang diterapkan dan diadopsi oleh calon maupun pengguna di UMKM.
"Program pengabdian masyarakat yang kami lakukan kali ini ingin memberikan gambaran poin yang perlu menjadi atensi oleh UMKM Kangen Susumoo," katanya.
Selain itu, salah seorang anggota Pengabdian Masyarakat Silvi Istiqomah menambahkan ada juga beberapa poin pada kualifikasi TRL UMKM yang perlu dikembangkan pelaku UMKM, di antaranya metode rebranding dan iklan produk untuk menarik investor dalam mengembangkan bisnis hingga permasalahan pasar digital.
"Kami juga memberikan sosialisasi kepada pemilik UMKM untuk memakai sosial media dalam memasarkan produknya," ujar Silvi.
Program ini, lanjutnya, sangat mendukung pengembangan bisnis di kondisi pasar seperti saat ini, sehingga produk mereka lebih cepat dikenal khalayak dan berekspansi lebih luas lagi.
Sementara itu, pemilik UMKM Kangen Susumoo yang bergerak di bidang usaha susu sapi, Darus, mengatakan produknya perlu pendampingan pemasarannya lebih cepat dan dikenal oleh masyarakat.
"Di dalam mengembangkan bisnis ini kita perlu bekerjasama dengan beberapa pihak, maka dalam waktu dekat kita mempunyai rencana untuk membuat kampung wisata mengenai susu sapi," katanya.
Tak hanya itu, lanjutnya, pendampingan juga dilakukan untuk mengetahui peluang dan masalah yang harus diselesaikan dalam ekspansi bisnis sebagai acuan untuk pengembangan.
"Bisnis ini mempunyai potensi besar untuk dikembangkan maka dari itu perlu terus adanya pendampingan untuk mengembangkannya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023