Puluhan ribu santri memeriahkan Festival Tradisi Islam Nusantara yang turut dihadiri Presiden RI Joko Widodo gelaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Stadion Diponegoro Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (9/1) malam.

Presiden Jokowi hadir dalam acara shalawat dan festival rangkaian kegiatan Harlah Satu Abad NU, ini didampingi Menko Polhukam Mahfud MD, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas, turut mendampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Dari jajaran pengurus PBNU, hadir Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, Bendahara Umum PBNU Gudfan Arif Ghofurs, dan Ketua Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU Yenny Wahid serta jajaran PBNU lainnya.

Festival ini juga menghadirkan konser shalawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.

Beragam tradisi islami yang mewarnai kehidupan santri di Tanah Air ditampilkan. Mulai dari pembacaan syair yang ditampilkan secara kolosal oleh 500 santri dan santriwati se-nusantara yang mondok di berbagai pondok pesantren di Banyuwangi, hingga pagelaran hadrah yang berkolaborasi dengan seni tari rodat syiiran. Juga disemarakkan dengan beragam busana tradisional dari berbagai latar belakang budaya yang ada di Tanah Air.

Selama penampilan lalaran, Jokowi tampak beberapa kali menggoyangkan tangannya sambil mengikuti iringan musik. Goyangan tangan Jokowi tersebut disambut riuh puluhan ribu santri yang memadati stadion.

Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi mengaku bersyukur tanah air Indonesia merupakan zamrud katulistiwa berbagai suku, bahasa, dan budaya yang beragam yang Berbhinneka Tunggal Ika.

"Saling akulturasi berasimilasi dan beradaptasi saling bersilang budaya tanpa kehilangan jati diri serta rukun dan bersatu. Apa yang kita lihat malam ini adalah apa yang baru saja saya sampaikan," kata presiden.

Lalaran alfiyah merupakan tembang yang berasal dari lirik yang bersumber dari Kitab Alfiyah Ibnu Malik, sebuah kitab nahwu shorof yang berisi nadhom atau syair terdiri dari 1000 bait, sehingga disebut alfiyah yang berarti seribu.

Kitab Alfiyah Ibnu Malik banyak dipelajari oleh para santri di pondok pesantren. Kini lalaran alfiyah ngetren di media sosial.

Dalam sambutannya, secara khusus memanggil pelantun utama Lalaran Alfiyah yang menurutnya memiliki suara yang indah. Bahkan, Jokowi meminta dia untuk membacanya sekali lagi.

"Bagus sekali suaranya," kata Jokowi.

Setelah Lalaran Alfiyah, Jokowi juga dihibur dengan penampilan hadrah berkolaborasi dengan seni tari rodat syiiran. Pagelaran hadrah ini dibawakan oleh 800 personel gabungan Ansor, Banser, IPNU, IPPNU, Pagar Nusa, dan kader NU.

"Seni dan budaya bukan hanya tontonan tetapi juga mengandung pesan tuntunan hidup untuk selalu mengingat keagungan Allah SWT. Mengajak Amar Ma'ruf Nahi Munkar, menghaluskan rasa, memperkuat toleransi, moderasi menjaga keharmonisan serta memperkuat sistem sosial dalam masyarakat kita nusantara," ujar Presiden Jokowi.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023