Surabaya - Banyaknya organisasi atau golongan yang mencoba untuk mengganti ideologi pancasila dengan ideologi lain membuat kalangan mahasiswa khususnya di Kota Surabaya prihatin. Hal ini terungkap dalam seminar dengan tema Mewaspadai Deideologisasi Terhadap Pancasila dan NKRI yang digelar oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Yayasan Pendidikan dan Sosial Maarif (YPM) Surabaya dan Forum Masyarakat Cinta Damai (Formacida) di Surabaya, Senin. Salah satu pembicara Chabib Mustopa (Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya) mengatakan, pancasila merupakan satu-satunya ideologi yang berangkat dari nilai-nilai keindonesiaan yang digagas oleh para pendiri bangsa. "Pancasila bukan merupakan turunan ideologi sosialis maupun kapitalis, tapi pancasila mencerminkan nilai-nilai Indonesia itu sendiri," ujarnya. Selain itu, lanjut dia, banyaknya organisasi yang mencoba menggugah eksistensi pancasila merupakan bentuk ketidakpahaman akan arti dan pentingnya pancasila sebagai pelindung dan pengayom dari nilai-nilai universal masyarakat Indonesia. "Kita lihat semua negara yang pernah dijajah selalu mengadopsi ideologi dari negara penjajah, namun Indonesia bisa memiliki ideologi sendiri. Makanya saya menilai kalau ada organisasi yang mempertanyakan eksistensi pancasila maka tidak memahami sejarah Indonesia," ungkap Chabib yang juga penggiat Pusat Pengkajian Pancasila dan Agama ini. Sementara itu, pelaksana Formacida Jawa Timur Arif Fathoni mengatakan, pancasila adalah solusi bagi keberagaman yang ada di Indonesia, oleh sebab itu pihaknya akan terus mengingatkan semua elemen bangsa untuk tidak mencoba menggugah eksistensi pancasila. "Pancasila sudah final, semua kepentingan masyarakat sudah terakomodasi di dalamnya, tinggal bagaimana semua pengambil kebijakan mengamalkan nilai-nilai pancasila tersebut," tukasnya. Pria yang juga ketua Pemuda Garuda Sakti (PAGASA) Surabaya ini menerangkan, semua elemen bangsa mulai dari masyarakat, politikus dan pejabat pemerintahan sudah tidak mengindahkan nilai-nilai luhur pancasila, sehingga wajar jika kemudian negara ini berjalan tanpa roh. "Dulu kami mempunyai pondasi dalam berbangsa, namun begitu pancasila sudah mulai dilupakan, kita terlihat sangat rapuh. Kita lihat toleransi yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia sudah mulai hilang," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011