Tembok penahan tanah di jalan Desa Mojodungkul, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, ambrol setelah hujan deras selama hampir tiga jam mengguyur wilayah itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo Gatot Trikorawan di Situbondo, Selasa, mengatakan ada tiga titik tembok penahan tanah ambrol.
"Jadi, pada Senin (2/1) sore kemarin di wilayah itu hujan deras sehingga mengakibatkan longsor dan tembok penahan tanah di jalan desa tersebut ambrol. Di Desa Mojodungkul, memang kontur tanahnya gembur," ujar Gatot.
Menurut ia, ada tiga titik tembok penahan tanah jalan desa yang ambrol, yakni di Dusun Mojodungkul dan Dusun Kidul Gunung. Total keseluruhan panjang ambrolnya tembok panahan tanah 35 meter dengan lebar rata-rata 3 meter.
Kata Gatot, longsor dan ambrolnya tembok penahan tanah jalan desa itu mengganggu aktivitas warga antar-dusun karena longsor juga mengikis hampir separuh jalan.
"Sebenarnya masih bisa dilalui sepeda motor, tapi masyarakat harus tetap waspada karena khawatir hujan kembali mengguyur di wilayah itu. Kalau untuk kendaraan roda empat (mobil) tidak bisa karena sangat berbahaya jika memaksa melintasi tiga titik ambrolnya tembok penahan tersebut," ujarnya.
Gatot mengimbau masyarakat Desa Mojodungkul terus waspada karena jika hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur, bukan tidak mungkin longsor kembali terjadi.
"Memang di lokasi longsor itu jauh dari permukiman penduduk, tapi masyarakat harus tetap lebih hati-hati ketika melintas di titik-titik rawan longsor saat hujan deras," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo Gatot Trikorawan di Situbondo, Selasa, mengatakan ada tiga titik tembok penahan tanah ambrol.
"Jadi, pada Senin (2/1) sore kemarin di wilayah itu hujan deras sehingga mengakibatkan longsor dan tembok penahan tanah di jalan desa tersebut ambrol. Di Desa Mojodungkul, memang kontur tanahnya gembur," ujar Gatot.
Menurut ia, ada tiga titik tembok penahan tanah jalan desa yang ambrol, yakni di Dusun Mojodungkul dan Dusun Kidul Gunung. Total keseluruhan panjang ambrolnya tembok panahan tanah 35 meter dengan lebar rata-rata 3 meter.
Kata Gatot, longsor dan ambrolnya tembok penahan tanah jalan desa itu mengganggu aktivitas warga antar-dusun karena longsor juga mengikis hampir separuh jalan.
"Sebenarnya masih bisa dilalui sepeda motor, tapi masyarakat harus tetap waspada karena khawatir hujan kembali mengguyur di wilayah itu. Kalau untuk kendaraan roda empat (mobil) tidak bisa karena sangat berbahaya jika memaksa melintasi tiga titik ambrolnya tembok penahan tersebut," ujarnya.
Gatot mengimbau masyarakat Desa Mojodungkul terus waspada karena jika hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur, bukan tidak mungkin longsor kembali terjadi.
"Memang di lokasi longsor itu jauh dari permukiman penduduk, tapi masyarakat harus tetap lebih hati-hati ketika melintas di titik-titik rawan longsor saat hujan deras," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023