Badan Pusat Statistik (BPS) menilai laju inflasi di Kota Madiun pada Desember 2022, yang tercatat 0,58 persen dan bertepatan dengan momentum Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, cukup terkendali.

"Inflasi Kota Madiun terkendali. Program-program Pemkot Madiun berhasil. Ketika harga BBM naik, pemkot gencarkan program-program jitu, sehingga inflasinya terkendali," ujar Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny dalam jumpa pers secara virtual di Madiun, Senin.

Menurut dia, sejumlah upaya yang dilakukan Pemkot Madiun dalam mengendalikan inflasi di antaranya adalah program warung tekan inflasi (wartek) dan operasi pasar di beberapa lokasi.

Dalam kegiatan tersebut sejumlah komoditas dijual lebih murah karena mendapat subsidi sehingga terjangkau masyarakat, seperti beras, gula pasir, minyak goreng, telur ayam ras, cabai rawit, bawang merah, dan lainnya.

"Dengan program tersebut terbukti saat momentum Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, inflasi Kota Madiun terjaga," katanya.

Sesuai data, terdapat sejumlah komoditas yang mendorong inflasi atau mengalami kenaikan harga pada Desember 2022, di antaranya beras. Kemudian, kenaikan harga cabai rawit dan tarif kereta api.

Sedangkan, komoditas penekan inflasi di antaranya turunnya harga daging ayam ras, cabai merah, serta aneka jenis buah.

Dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, inflasi tertinggi terjadi di Sumenep yang mencapai 1,13 persen. Kemudian, Banyuwangi 0,73 persen, Probolinggo 0,60 persen, Kediri 0,59 persen. Selanjutnya Malang, Madiun, dan Surabaya sama 0,58 persen serta Jember 0,57 persen.

Inflasi Kota Madiun pada Desember 2022 yang mencapai 0,58 persen itu lebih rendah jika dibanding inflasi Jawa Timur sebesar 0,60 persen dan nasional 0,66 persen.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023