Sejumlah kepala desa sempat mengeluhkan isu pertambangan emas yang menjadi polemik sosial saat mengikuti acara pertemuan bertajuk "Jumat Curhat" yang digelar Polres Trenggalek di kawasan wisata sumber air Mapahan, Desa Senden, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat.
Kades khawatir munculnya pro-kontra aktivitas eksplorasi dan rencana eksploitasi tambang emas oleh PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) di sejumlah wilayah Trenggalek, khususnya sekitar desa-desa di Kecamatan Kampak akan menimbulkan instabilitas keamanan yang berdampak terhadap pembangunan di daerah.
Polemik seputar pertambangan ini menjadi salah satu isu yang menjadi atensi para kades di Kampak maupun kepolisian.
Pasalnya, terdapat beberapa desa di wilayah tersebut yang area konsesi izin usaha pertambangan-operasi produksi (IUP-OP) yang dimiliki PT Sumber Mineral Nusantara (SMN).
"Isu adanya rencana pertambangan emas memang santer di wilayah ini dan menimbulkan pro dan kontra," katanya.
"Terkait permasalahan ini (isu pertambangan emas) kami minta semua pihak bisa menahan diri. Jangan melakukannya hal-hal yang bisa merugikan diri-sendiri apalagi orang lain," kata Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino usai kegiatan "Jumat Curhat" di kawasan sumber air Mapahan, Desa Senden, Kecamatan Kampak, Trenggalek.
Alith tak banyak membahas permasalahan tambang emas secara mendetail.
Ia mengaku hanya ingin memastikan setiap keluhan ataupun aspirasi masyarakat, termasuk dalam hal ini kepala desa, tertampung dan bisa menjadi bahan referensi kepolisian dalam memetakan situasi kamtibmas di setiap wilayah desa/kecamatan.
Alith juga sempat menerima keluhan seputar ketidakpahaman perangkat, khususnya kades dan jajaran dalam penggunaan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes).
Kurangnya edukasi, sosialisasi dan pendampingan yang intens menyebabkan banyak kades khawatir terjebak permasalahan hukum.
"Intinya mereka menyampaikan keluhan seputar semua potensi permasalahan yang ada di wilayahnya. Ini semua kami tampung untuk menginventarisasi permasalahan ada demi penguatan kamtibmas di tingkat desa-desa dan kelurahan," kata AKBP Alith Alarino.
Untuk itu, ia meminta semua kepala desa menjaga kondusifitas di wilayahnya. Kepala desa serta tokoh agar tidak terprovokasi dengan hal yang berpotensi muncul gesekan.
"Kepala desa agar bisa menjaga kondusifitas warga di desanya. Dan dibantu bhabinkamtibmas dan babinsa," lanjut Alith.
Kegiatan yang bertajuk "Jumat Curhat" tersebut, tidak hanya di lakukan di satu titik. Secara serentak, kegiatan tersebut juga diadakan di seluruh tingkat Polsek di hari yang sama.
"Kegiatan ini masih pertama kali ini dan dilakukan serentak di setiap Polsek jajaran," tutur Alith.
Ke depan, kegiatan serupa juga akan dilaksanakan secara berkelanjutan setiap hari Jumat. Dengan tujuan, Polri bisa mengetahui permasalahan di setiap desa, dan segera diambil langkah antisipasi.
"Tidak berhenti pada hari ini, di setiap hari Jumat diadakan kegiatan yang sama. Dan ini upaya kami, untuk mendekatkan kepada masyarakat dan mendengar keluhan di setiap desa," ujarnya
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kades khawatir munculnya pro-kontra aktivitas eksplorasi dan rencana eksploitasi tambang emas oleh PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) di sejumlah wilayah Trenggalek, khususnya sekitar desa-desa di Kecamatan Kampak akan menimbulkan instabilitas keamanan yang berdampak terhadap pembangunan di daerah.
Polemik seputar pertambangan ini menjadi salah satu isu yang menjadi atensi para kades di Kampak maupun kepolisian.
Pasalnya, terdapat beberapa desa di wilayah tersebut yang area konsesi izin usaha pertambangan-operasi produksi (IUP-OP) yang dimiliki PT Sumber Mineral Nusantara (SMN).
"Isu adanya rencana pertambangan emas memang santer di wilayah ini dan menimbulkan pro dan kontra," katanya.
"Terkait permasalahan ini (isu pertambangan emas) kami minta semua pihak bisa menahan diri. Jangan melakukannya hal-hal yang bisa merugikan diri-sendiri apalagi orang lain," kata Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino usai kegiatan "Jumat Curhat" di kawasan sumber air Mapahan, Desa Senden, Kecamatan Kampak, Trenggalek.
Alith tak banyak membahas permasalahan tambang emas secara mendetail.
Ia mengaku hanya ingin memastikan setiap keluhan ataupun aspirasi masyarakat, termasuk dalam hal ini kepala desa, tertampung dan bisa menjadi bahan referensi kepolisian dalam memetakan situasi kamtibmas di setiap wilayah desa/kecamatan.
Alith juga sempat menerima keluhan seputar ketidakpahaman perangkat, khususnya kades dan jajaran dalam penggunaan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes).
Kurangnya edukasi, sosialisasi dan pendampingan yang intens menyebabkan banyak kades khawatir terjebak permasalahan hukum.
"Intinya mereka menyampaikan keluhan seputar semua potensi permasalahan yang ada di wilayahnya. Ini semua kami tampung untuk menginventarisasi permasalahan ada demi penguatan kamtibmas di tingkat desa-desa dan kelurahan," kata AKBP Alith Alarino.
Untuk itu, ia meminta semua kepala desa menjaga kondusifitas di wilayahnya. Kepala desa serta tokoh agar tidak terprovokasi dengan hal yang berpotensi muncul gesekan.
"Kepala desa agar bisa menjaga kondusifitas warga di desanya. Dan dibantu bhabinkamtibmas dan babinsa," lanjut Alith.
Kegiatan yang bertajuk "Jumat Curhat" tersebut, tidak hanya di lakukan di satu titik. Secara serentak, kegiatan tersebut juga diadakan di seluruh tingkat Polsek di hari yang sama.
"Kegiatan ini masih pertama kali ini dan dilakukan serentak di setiap Polsek jajaran," tutur Alith.
Ke depan, kegiatan serupa juga akan dilaksanakan secara berkelanjutan setiap hari Jumat. Dengan tujuan, Polri bisa mengetahui permasalahan di setiap desa, dan segera diambil langkah antisipasi.
"Tidak berhenti pada hari ini, di setiap hari Jumat diadakan kegiatan yang sama. Dan ini upaya kami, untuk mendekatkan kepada masyarakat dan mendengar keluhan di setiap desa," ujarnya
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022