Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengedukasi sejarah bagi generasi muda dengan menggelar pertunjukan drama kolosal "Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan".

Drama kolosal ini menceritakan tentang pembangunan jalan raya dari Anyer (Kecamatan Anyar) Banten, hingga Kecamatan Panarukan (Situbondo). Jalan raya yang saat ini dikenal jalur pantai utara (pantura) dibangun pada tahun 1807-1810, di zaman pemerintahan Belanda, Gubernur Jenderal Herman William Daendles.

"Adanya pertunjukan drama kolosal ini, generasi muda khususnya di Situbondo diharapkan memahami sejarah dan tidak hanya sebatas tahu monumen 1.000 kilometer yang berdiri di jalur pantura Desa Wringinanom (Kecamatan Panarukan)," ujar pegiat sejarah asal Kabupaten Situbondo, Halil Budiarto di Situbondo, Rabu.

Menurut dia, monumen 1.000 kilometer Anyer-Panarukan itu dibangun untuk mengenang sejarah pembangunan jalan raya dari Banten hingga Situbondo.

Kata Halil, pertunjukan drama kolosal ini juga diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang nilai-nilai sejarah yang terdapat dalam kisah pilu penduduk pribumi yang dengan terpaksa membangun jalan sejauh 1.000 kilometer.
 
Pertunjukan drama kolosal "Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan" di depan Pendopo Aryo Situbondo. Selasa 27/12/2022) ANTARA/Novi Husdinariyanto


Drama kolosal yang diperagakan puluhan anak muda itu, lanjut dia, memang identik dengan nilai-nilai kolonialisme. Namun demikian, juga terdapat edukasi bagi masyarakat, tentang perjuangan penduduk pribumi pada tahun 1808. Karena Daendles memaksa pribumi tanpa upah untuk bekerja membangun jalan raya Anyer-Panarukan.

"Sisi positifnya jalan yang dibangun para leluhur kita itu bermanfaat karena jalan tersebut menjadi penghubung antara Anyer (Banten) ke Panarukan (Situbondo) yang pada saat itu merupakan pusat perdagangan karena letaknya yang strategis," kata Halil.

"Melalui kegiatan ini, selain generasi muda tahu tentang sejarah, diharapakan pula  menumbuhkan rasa  nasionalisme," ujar dia.

Pegiat sejarah tersebut juga mendorong pemerintah daerah menyediakan wadah berbentuk komunitas untuk membangun sistem untuk membekali anak-anak bangsa tentang sejarah, khususnya  di Situbondo.

"Juga bisa mengangkat kearifan lokal melalui mata pelajaran yang ada mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi," tutur dia.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022