Kantor Imigrasi Kelas II Non-Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Blitar, Jawa Timur, mengungkapkan jumlah warga yang mengajukan paspor untuk bepergian keluar negeri semakin meningkat menyusul jumlah kasus COVID-19 yang semakin sedikit.
"Untuk tahun ini memang banyak sekali masyarakat Blitar yang mengajukan paspor ke kami, baik wisata, kerja, umrah, maupun untuk keperluan yang lainnya," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Blitar Arief Yudistira di Blitar, Selasa.
Ia mengungkapkan kenaikan jumlah warga yang mengajukan permintaan untuk paspor naik hingga 200 persen saat ini ketimbang saat pandemi COVID-19 masih berlangsung dengan kasus tinggi.
Selain itu, naiknya jumlah warga yang mengajukan pembuatan paspor itu karena sudah dibukanya pintu beberapa negara untuk warga asing bisa masuk.
"Pintu negara lain dibuka, misal untuk umrah, haji juga. Banyak warga Blitar yang juga berwisata keluar negeri," kata dia.
Ia mengungkapkan selama 2022 ini, Imigrasi Blitar sudah menerbitkan 29.150 paspor, naik ketimbang 2021 yang hanya menerbitkan 6.670 paspor.
Mereka ke luar negeri dengan berbagai tujuan seperti wisata, umrah, maupun pekerja migran. Untuk umrah, persentasenya hingga sekitar 100 persen bahkan lebih.
Sementara itu, Kepala Seksi Dokumen dan Izin Tinggal Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Blitar Abdillah mengatakan jumlah kenaikan warga yang mengurus paspor tersebut mulai terlihat sejak bulan Maret 2022.
Puncak kenaikan, kata dia, setelah ibadah Haji 2022 yang telah berlangsung, sehingga warga juga mengajukan pembuatan paspor.
"Puncak kenaikan setelah haji, naik signifikan. Di Agustus, September, banyak permintaan untuk umroh. Ini sangat signifikan dibanding tahun kemarin. Desember ada Natal dan liburan juga, jadi dibanding tahun lalu di bulan yang sama naik," kata dia.
Ia mengatakan, dalam sehari, rata-rata Imigrasi Blitar melayani hingga 100 pembuatan paspor untuk berbagai kategori seperti umroh, wisata, PMI (pekerja migran Indonesia), sekolah, serta berobat. Untuk tujuan negara, ia mengatakan rata-rata ke Malaysia serta Singapura.
"Kebanyakan itu rata-rata ke Malaysia dan Singapura. Yerusalem beberapa saja. Tapi, peningkatan 200 persen dibanding tahun lalu, itu signifikan," kata Abdillah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Untuk tahun ini memang banyak sekali masyarakat Blitar yang mengajukan paspor ke kami, baik wisata, kerja, umrah, maupun untuk keperluan yang lainnya," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Blitar Arief Yudistira di Blitar, Selasa.
Ia mengungkapkan kenaikan jumlah warga yang mengajukan permintaan untuk paspor naik hingga 200 persen saat ini ketimbang saat pandemi COVID-19 masih berlangsung dengan kasus tinggi.
Selain itu, naiknya jumlah warga yang mengajukan pembuatan paspor itu karena sudah dibukanya pintu beberapa negara untuk warga asing bisa masuk.
"Pintu negara lain dibuka, misal untuk umrah, haji juga. Banyak warga Blitar yang juga berwisata keluar negeri," kata dia.
Ia mengungkapkan selama 2022 ini, Imigrasi Blitar sudah menerbitkan 29.150 paspor, naik ketimbang 2021 yang hanya menerbitkan 6.670 paspor.
Mereka ke luar negeri dengan berbagai tujuan seperti wisata, umrah, maupun pekerja migran. Untuk umrah, persentasenya hingga sekitar 100 persen bahkan lebih.
Sementara itu, Kepala Seksi Dokumen dan Izin Tinggal Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Blitar Abdillah mengatakan jumlah kenaikan warga yang mengurus paspor tersebut mulai terlihat sejak bulan Maret 2022.
Puncak kenaikan, kata dia, setelah ibadah Haji 2022 yang telah berlangsung, sehingga warga juga mengajukan pembuatan paspor.
"Puncak kenaikan setelah haji, naik signifikan. Di Agustus, September, banyak permintaan untuk umroh. Ini sangat signifikan dibanding tahun kemarin. Desember ada Natal dan liburan juga, jadi dibanding tahun lalu di bulan yang sama naik," kata dia.
Ia mengatakan, dalam sehari, rata-rata Imigrasi Blitar melayani hingga 100 pembuatan paspor untuk berbagai kategori seperti umroh, wisata, PMI (pekerja migran Indonesia), sekolah, serta berobat. Untuk tujuan negara, ia mengatakan rata-rata ke Malaysia serta Singapura.
"Kebanyakan itu rata-rata ke Malaysia dan Singapura. Yerusalem beberapa saja. Tapi, peningkatan 200 persen dibanding tahun lalu, itu signifikan," kata Abdillah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022