Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Irjen Pol Suwondo Nainggolan memastikan mengawal pengusutan kasus seorang anak diduga terkena peluru nyasar di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, pada Minggu (18/12).
"Saat ini Polda DIY sudah mengasistensi ke Polres Sleman untuk melakukan proses pengecekan secara intensif," kata Suwondo di Mapolda DIY, Yogyakarta, Kamis.
Suwondo menuturkan masih menunggu laporan lengkap dari anggotanya yang dikirim ke Polres Sleman untuk membantu mengurai peristiwa sebenarnya secara tuntas.
"Kami belum menerima data lengkapnya karena Polda sudah turun, sudah melihat, dan mengecek kelengkapan pemeriksaan," ujar dia.
Suwondo menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut sembari mendoakan anak yang diduga terkena peluru nyasar itu segara pulih kembali.
"Kami sangat prihatin dengan apa yang terjadi. Tidak ada satu pun yang ingin hal tersebut terjadi," ujar Kapolda.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto menjelaskan berdasarkan laporan dari Polres Sleman peristiwa dugaan peluru nyasar tersebut terjadi pada Minggu (18/12) sekitar pukul 12.00 WIB di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Menurut dia, saat itu polisi menerima laporan dari masyarakat bahwa ada orang yang sedang membuat keributan.
Setelah anggota kepolisian mendatangi TKP, orang yang berbuat onar tersebut tidak kooperatif sehingga petugas kepolisian terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan.
"Anggota menilai perlu dilakukan tembakan atau 'shock therapy' dengan cara mengeluarkan tembakan peringatan kepada yang bersangkutan. Arah tembakan peringatan ini lazimnya diarahkan ke atas," ujar Yuliyanto.
Setelah pembuat onar tersebut berhasil diamankan, menurutnya, sekitar pukul 18.00 WIB, petugas Polsek Ngaglik menerima informasi bahwa ada seorang anak yang sakit dan diduga bersarang benda asing di kepalanya.
"Kemudian dilakukan pengecekan ke rumah sakit. Nah apakah benda asing itu betul berasal dari senjata milik anggota yang pada pukul 1j2.00 WIB itu mengeluarkan tembakan (peringatan) atau bukan, ini sedang dilakukan pemeriksaan di laboratorium forensik," kata dia.
Dia memastikan jajaran Polres Sleman bersama Polda DIY tengah melakukan pengusutan secara menyeluruh untuk mengetahui dari mana benda asing diduga proyektil tersebut berasal.
Meski hingga kini belum ada anggota yang berstatus terperiksa, menurut Yuliyanto, saat ini telah diamankan senjata organik milik polisi.
"Semuanya akan kami lakukan untuk mengetahui barang itu dari mana, artinya barang yang diduga proyektil itu berasal dari mana akan dilakukan uji. Sedang dalam proses," kata dia.
Sebelumnya, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta menyatakan anak perempuan berusia 4 tahun berinisial JM yang diduga terkena peluru nyasar dalam kondisi stabil dan masih dirawat di ruang intensif RSUP Dr Sardjito.
Tim Dokter Bedah Saraf RSUP Dr Sardjito dr Adiguno Suryo Wicaksono mengatakan JM telah menjalani operasi pengangkatan benda asing pada Senin (19/12).
"Kondisi pasien stabil bisa komunikasi dan sekarang masih dalam perawatan dengan pengawasan di ruang intensif kami," tutur Adiguno.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saat ini Polda DIY sudah mengasistensi ke Polres Sleman untuk melakukan proses pengecekan secara intensif," kata Suwondo di Mapolda DIY, Yogyakarta, Kamis.
Suwondo menuturkan masih menunggu laporan lengkap dari anggotanya yang dikirim ke Polres Sleman untuk membantu mengurai peristiwa sebenarnya secara tuntas.
"Kami belum menerima data lengkapnya karena Polda sudah turun, sudah melihat, dan mengecek kelengkapan pemeriksaan," ujar dia.
Suwondo menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut sembari mendoakan anak yang diduga terkena peluru nyasar itu segara pulih kembali.
"Kami sangat prihatin dengan apa yang terjadi. Tidak ada satu pun yang ingin hal tersebut terjadi," ujar Kapolda.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto menjelaskan berdasarkan laporan dari Polres Sleman peristiwa dugaan peluru nyasar tersebut terjadi pada Minggu (18/12) sekitar pukul 12.00 WIB di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Menurut dia, saat itu polisi menerima laporan dari masyarakat bahwa ada orang yang sedang membuat keributan.
Setelah anggota kepolisian mendatangi TKP, orang yang berbuat onar tersebut tidak kooperatif sehingga petugas kepolisian terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan.
"Anggota menilai perlu dilakukan tembakan atau 'shock therapy' dengan cara mengeluarkan tembakan peringatan kepada yang bersangkutan. Arah tembakan peringatan ini lazimnya diarahkan ke atas," ujar Yuliyanto.
Setelah pembuat onar tersebut berhasil diamankan, menurutnya, sekitar pukul 18.00 WIB, petugas Polsek Ngaglik menerima informasi bahwa ada seorang anak yang sakit dan diduga bersarang benda asing di kepalanya.
"Kemudian dilakukan pengecekan ke rumah sakit. Nah apakah benda asing itu betul berasal dari senjata milik anggota yang pada pukul 1j2.00 WIB itu mengeluarkan tembakan (peringatan) atau bukan, ini sedang dilakukan pemeriksaan di laboratorium forensik," kata dia.
Dia memastikan jajaran Polres Sleman bersama Polda DIY tengah melakukan pengusutan secara menyeluruh untuk mengetahui dari mana benda asing diduga proyektil tersebut berasal.
Meski hingga kini belum ada anggota yang berstatus terperiksa, menurut Yuliyanto, saat ini telah diamankan senjata organik milik polisi.
"Semuanya akan kami lakukan untuk mengetahui barang itu dari mana, artinya barang yang diduga proyektil itu berasal dari mana akan dilakukan uji. Sedang dalam proses," kata dia.
Sebelumnya, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta menyatakan anak perempuan berusia 4 tahun berinisial JM yang diduga terkena peluru nyasar dalam kondisi stabil dan masih dirawat di ruang intensif RSUP Dr Sardjito.
Tim Dokter Bedah Saraf RSUP Dr Sardjito dr Adiguno Suryo Wicaksono mengatakan JM telah menjalani operasi pengangkatan benda asing pada Senin (19/12).
"Kondisi pasien stabil bisa komunikasi dan sekarang masih dalam perawatan dengan pengawasan di ruang intensif kami," tutur Adiguno.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022