Anak muda di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mempresentasikan gagasan yang menghasilkan rencana aksi kolaboratif mulai dari pendidikan, sosial, ekonomi kreatif, lingkungan hingga pemberdayaan desa dalam ajang "Rembug Pemuda Banyuwangi".

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyambut antusias gagasan dan rencana aksi yang disusun oleh para peserta Rembug Pemuda Banyuwangi ini, karena keterlibatan anak-anak muda menjadi kunci penting dalam pelaksanaan program-program pemerintah.

"Anak-anak muda ini adalah harapan kami. Keterlibatan kalian (anak muda) sangat kami tunggu. Kita harus berkolaborasi bersama," ujar Bupati Ipuk di Banyuwangi, Rabu.

Berbagai gagasan dan rencana aksi yang dihasilkan dari Rembug Pemuda Banyuwangi, lanjut Ipuk, nantinya akan menjadi masukan yang akan terus dimatangkan. Melalui sejumlah satuan kerja perangkat daerah terkait, dan rencana aksi itu akan diimplementasikan secara khusus atau disinergikan dengan program yang sudah ada.

"Kami tidak pernah merasa sempurna. Program yang kami laksanakan masih memiliki kekurangan. Sehingga, masukan-masukan dari berbagai elemen masyarakat ini sangat kami tunggu," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Bupati Ipuk juga berdialog langsung dengan para peserta yang memaparkan rencana aksinya. Di antaranya dengan Leony Nuha Nafisah yang memilih isu pendidikan. Dia bersama kelompoknya mengusung rencana aksi bertajuk "Banyuwangi Merdeka Belajar". Hal ini sebagai upaya untuk menekan angka putus sekolah.

"Program ini menyasar pada kelompok anak rentan putus sekolah. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan membuat ajang pertemanan untuk mereka yang bisa menjadi support system bagi mereka untuk melanjutkan pendidikannya," kata Ipuk.

Gagasan lain diusulkan oleh Imam Mutaji. Dia mengambil konsentrasi pada isu sosial. Dalam isu ini, difokuskan untuk menangani gejala intoleransi dan praktik perundungan di tengah anak muda.

"Kami ingin membentuk duta intoleransi dan perundungan. Tapi, bukan sekadar duta yang ada di panggung. Duta ini nantinya berasal dari lingkungan masing-masing yang bisa menjadi pendamping," tutur dia.

Bupati Ipuk dengan seksama menyimak dari satu isu ke isu yang lain. Memberikan tanggapan, pertanyaan hingga perbandingan. Sesekali juga memanggil sejumlah kepala dinas terkait untuk mengelaborasi lebih jauh.

"Nanti bisa langsung ditindaklanjuti ke SKPD terkait atau bisa melalui Bappeda langsung," kata Ipuk.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Banyuwangi, Suyanto Waspotondo Wicaksono mengungkapkan kegiatan ini sebagai fasilitasi untuk menjaring aspirasi dari berbagai unsur masyarakat.

"Kali ini, kami melibatkan anak-anak muda. Mereka mendaftar secara terbuka dengan membawa satu gagasan berdasarkan isu yang dipilih," ujar dia.

Dari para pendaftar tersebut, kata dia, kemudian diseleksi menjadi 50 peserta. Dengan rincian sepuluh peserta per isu.

"Para peserta dipandu oleh fasilitator, untuk mendalami isu, mematangkan gagasan dan membuat konsep program yang terukur berkaitan isu yang dipilih," kata dia.

Para fasilitator antara lain Founder Kampung Batara Widie Nurmahmudie, Ketua Banyuwangi Youth Creative Network Vicky Hendri Kurniawan, Pengurus PP IPPNU 2017-2020 Bara Putri RH, Aktivis EcoRanger Indonesia Nurul Agustin dan Ketua Asosiasi BPD Banyuwangi Rudi Hartono Latie. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022