Jakarta - Survei yang dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) terhadap masyarakat Provinsi Bangka Belitung pascakecelakaan nuklir Fukushima, Jepang menyimpulkan 35 persen warga setuju didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), sedangkan 33 persen tidak setuju.. "Sisanya sekitar 30 persen belum memutuskan," kata Kepala Batan Dr Hudi Hastowo di sela pertemuan tentang Penguatan Pembangunan Infrastruktur PLTN pada Forum for Nuclear Cooperation in Asia (FNCA) di Jakarta, Selasa. Survei kecil-kecilan itu, ujarnya, dilakukan pada Mei hingga Juni 2011 yang melibatkan 500 responden warga di Bangka Barat dan Bangka Selatan dari segala lapisan. Namun, ujar Hudi meyakinkan, jika sosialisasi dilakukan dengan baik maka penerimaan masyarakat akan semakin baik. Sedangkan Batan akan terus menerapkan berbagai hasil riset iptek nuklir di daerah setempat sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani bersama Pemda Babel. Menurut Hudi, Bangka Belitung adalah kawasan yang dinilai paling sesuai untuk PLTN, dari segi struktur geologi berupa batuan granit yang keras maupun dari serapan listrik yang bisa ditransmisikan ke Sumatera dan Jawa. Babel selain lebih bebas gempa dibanding yang lain juga lebih bebas tsunami terkait kedalaman laut yang hanya sekitar 30 meter, ujarnya. Rencananya di Pulau Bangka akan dibangun PLTN berkapasitas 10.600 MW mengambil lokasi di Teluk Inggris (Kabupaten Bangka Barat) berkapasitas 10.000 MW dan di Permis ( Kabupaten Bangka Selatan) berkapasitas 600 MW. Sedangkan rencana pembangunan PLTN di Semenanjung Muria Jepara, menurut dia, tetap masih dalam daftar namun ditempatkan pada prioritas berikutnya. "Jepara dari segi tapak tidak terlalu menguntungkan, selain itu juga dari pertimbangan dari segi resistensi masyarakat," katanya. FNCA adalah forum kerja sama regional pemanfaatan teknologi nuklir beranggotakan Australia, Bangladesh, China, Indonesia, Kazakstan, Korsel, Malaysia, Mongolia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Pada pertemuan kali ini disebutkan Vietnam, Malaysia dan Thailand masih melanjutkan program PLTN-nya dengan meningkatkan aspek keselamatan. Malaysia, ujar Hudi, juga akan membangun PLTN di Semenanjung Malaya pada 2012 terkait kebutuhan listrik untuk 24 juta warga negaranya yang semakin mendesak.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011