Pemerintah Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur berupaya mewujudkan kota ramah perempuan dan anak, antara lain dengan menjalankan program Kampung Arek Suroboyo Ramah Perempuan dan Anak.
"Ini merupakan pembaruan dari Kampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surabaya Tommi Ardiyanto sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah di Surabaya, Kamis.
Dia mengemukakan bahwa pemerintah kota membangun sinergi lintas sektor serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya mewujudkan kota ramah perempuan dan anak.
Upaya untuk mewujudkan kota ramah perempuan dan anak, menurut dia, mencakup program pemberdayaan perempuan, peningkatan kualitas hidup masyarakat, pelindungan komunitas rentan, pencegahan perundungan, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, hingga pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Sementara itu, Staf Ahli Wali Kota Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Kota Surabaya M. Afghani Wardhana mengatakan bahwa pemerintah kota mendorong kampung-kampung menjalankan upaya pelindungan perempuan dan anak.
"Kami menyadari, selain harus bertumbuh secara biologis, anak-anak juga harus tumbuh secara psikis, khususnya dalam hal pembentukan karakter dan kepribadian anak. Begitu juga dengan perempuan, yang membutuhkan lingkungan harmonis untuk menjaga kesehatan psikisnya," kata Afghani.
Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan akademisi, psikolog, kepolisian, dan lembaga sosial kemasyarakatan dalam menjalankan program-program pelindungan perempuan dan anak.
Menurut Afghani, pemerintah kota memfasilitasi dan membina forum anak tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan; menyelenggarakan program Kampung Arek Suroboyo Ramah Perempuan dan Anak; serta membuka Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).
Selain itu, pemerintah kota meningkatkan kapasitas anggota Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan relawan, yang seluruhnya sebanyak 926 orang di 154 kelurahan di 31 kecamatan di Kota Surabaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Ini merupakan pembaruan dari Kampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surabaya Tommi Ardiyanto sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah di Surabaya, Kamis.
Dia mengemukakan bahwa pemerintah kota membangun sinergi lintas sektor serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya mewujudkan kota ramah perempuan dan anak.
Upaya untuk mewujudkan kota ramah perempuan dan anak, menurut dia, mencakup program pemberdayaan perempuan, peningkatan kualitas hidup masyarakat, pelindungan komunitas rentan, pencegahan perundungan, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, hingga pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Sementara itu, Staf Ahli Wali Kota Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Kota Surabaya M. Afghani Wardhana mengatakan bahwa pemerintah kota mendorong kampung-kampung menjalankan upaya pelindungan perempuan dan anak.
"Kami menyadari, selain harus bertumbuh secara biologis, anak-anak juga harus tumbuh secara psikis, khususnya dalam hal pembentukan karakter dan kepribadian anak. Begitu juga dengan perempuan, yang membutuhkan lingkungan harmonis untuk menjaga kesehatan psikisnya," kata Afghani.
Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan akademisi, psikolog, kepolisian, dan lembaga sosial kemasyarakatan dalam menjalankan program-program pelindungan perempuan dan anak.
Menurut Afghani, pemerintah kota memfasilitasi dan membina forum anak tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan; menyelenggarakan program Kampung Arek Suroboyo Ramah Perempuan dan Anak; serta membuka Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).
Selain itu, pemerintah kota meningkatkan kapasitas anggota Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan relawan, yang seluruhnya sebanyak 926 orang di 154 kelurahan di 31 kecamatan di Kota Surabaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022