Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Ahmad Nawardi meluncurkan buku autobiografi berjudul "Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan". 

Buku setebal 264 halaman itu mengisahkan perjalanan hidupnya yang pernah bekerja sebagai kernet, tukang cuci mobil, wartawan, hingga kini senator di DPD RI yang mewakili masyarakat Jawa Timur. 

"Saya pernah menjabat Ketua RT, Ketua RW, juga ustaz di TPA dan TPQ. Saya kisahkan semua di buku ini," katanya di sela peluncuran bukunya di Surabaya, Rabu.  

Dalam buku yang diterbitkan Indopublika Press pada bulan Agustus 2022 itu, Nawardi juga memaparkan latar belakang pendidikannya yang dimulai dari Pondok Pesantren. 

"Selama di Pondok Pesantren saya banyak membaca kitab-kitab agama. Setelah itu juga membaca banyak buku karya para ilmuwan dunia. Buku karya Karl Marx yang berjudul Das Kapital juga saya baca," ujar alumnus Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, ketika dulu masih bernama Institut Agama Islam Negeri  Surabaya.
 
Menurutnya, latar belakang pendidikan dan berbagai buku-buku yang telah dilahapnya menjadi pedoman dalam melakoni berbagai karir.

Dengan keilmuan dari latar belakangan pendidikan dan buku-buku yang pernah dibacanya itu, Nawardi juga melontarkan berbagai kritik dan gagasan di berbagai bidang melalui buku autobiografinya ini. 

"Ada sikap kritis saya terhadap politik, ekonomi dan sosial. Bahkan saya mengkritisi Nahdlatul Ulama, organisasi yang saya ikuti. Termasuk mengkritisi cara pemerintah bersikap kepada rakyat kecil seperti petani, melalui cerita-cerita yang saya tulis di buku ini," ucap pria kelahiran Sampang, 6 Maret 1974 tersebut.

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022