Dokter Subspesialis Penyakit Dalam Konsultan Kardiovaskular Birry Karim menyampaikan bahwa kelompok milenial perlu memperbaiki gaya hidup karena penyakit jantung mulai menyerang usia milenial.

“Pasien termuda yang saya terima itu 25 tahun , ada 28 tahun dan itu sudah bergeser trennya bukan lagi pasien lanjut usia atau dewasa tapi sudah menghantui kelompok milenial,” katanya dalam Webinar HUT 103 RSCM yang ditayangkan melalui Instagram RSCM Kencana, Rabu.

Birry menyampaikan bahwa secara epidemiologi, pasien penyakit jantung mulai menyerang usia muda terutama laki-laki. Sedangkan untuk pasien perempuan, biasanya mulai menyerang saat memasuki usia menopause.

Pergeseran usia pasien dengan serangan jantung, disebutnya akibat gaya hidup yang tidak sehat. Seperti kebiasaan memakan makanan cepat saji, merokok, asupan gula dan lemak yang tidak terjaga hingga pemilihan cara penyajian daging yang kurang sehat.

Baca juga: RSUD Tulungagung sukses operasi bedah jantung pasien pertama

“Healthy life food balance lah, daging tidak masalah tapi yang menjadi masalah cara penyajiannya yang banyak santan. Kemudian daging has dalam lebih baik dibandingkan yang lain glain, untuk ayam pilih dada, kulit dipisahkan karena banyak lemak di bawah kulit,” ucapnya.

Penyakit jantung juga bisa disebabkan oleh kurangnya melakukan olahraga dan lebih mengedepankan sedentary lifestyle atau inactive lifestyle yang didominasi dengan kegiatan duduk atau tidur sepanjang hari. Hal tersebut membuat tubuh menjadi tidak bugar dan metabolisme serta lemak tubuh menjadi tidak terjaga.

“Namun tidak berarti gaya hidup tidak sehat dan langsung menjadi gagal jantung. Tapi bisa ke diabetes, kencing manis, hingga jantung koroner yang kemudian menjadi gagal jantung,” jelas dia.

Lebih lanjut Birry menyarankan agar kelompok usia milenial rutin memeriksakan diri ke dokter, terutama kolesterol dan gula darah setiap setahun sekali guna mengantisipasi terjadinya jantung koroner yang menjadi penyebab utama serangan jantung.

Sedangkan untuk pemeriksaan EKG (elektrokadiografi) tidak harus dilakukan setahun sekali karena pemeriksaan EKG sebenarnya dianjurkan pada masyarakat usia 35 tahun.

"Namun jika mengalami gangguan metabolik, maka tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan EKG sedini mungkin," katanya.(*)

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022