Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur memutuskan menggunakan dana tidak terduga di lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menangani dampak serangkaian banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah tersebut.

"Untuk anggaran, masing-masing OPD masih melakukan verifikasi. Dalam waktu tidak lama, akan tersedia," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek Tri Puspitasari, Kamis.

Dana yang tersedia akan digunakan untuk penanganan pertama dampak bencana, bantuan pangan dan kebutuhan logistik dasar pengungsi, normalisasi sungai-sungai yang mengalami pendangkalan dan menjadi penyebab banjir, maupun rehabilitasi bangunan dan infrastruktur yang rusak.

Selain penggunaan dana tidak terduga lintas OPD itu, BPBD Trenggalek juga telah mengajukan permintaan bantuan sembako dan makanan cepat saji kepada BPBD Jatim.

"Nanti siang bantuan itu sudah siap didistribusikan di Trenggalek," katanya.

Belum ada estimasi pasti kerugian akibat serangkaian bencana yang melanda sebagian besar wilayah di Kabupaten Trenggalek selama sepekan terakhir.

Namun, mengingat banyaknya titik lokasi banjir dan longsor yang terjadi, dana rehabilitasi yang dibutuhkan ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Untuk banjir saja, wilayah yang terdampak ada di 22 desa di enam kecamatan, yakni Trenggalek, Karangan, Pogalan, Panggul, Gandusari, dan Watulimo.

Longsor terjadi di 38 desa di delapan kecamatan, meliputi Panggul, Bendungan, Dongko, Watulimo, Suruh, Munjungan, Kampak, dan Pule.

"Tanah longsor dalam tiga hari terakhir merusak 106 bangunan, baik rumah warga maupun fasum (fasilitas umum)," kata Tri Puspitasari.

Proses penanganan melibatkan seluruh pihak. Selain petugas kebencanaan, masyarakat dan aparat juga bergotong royong untuk mengatasi dampak bencana.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022