Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jember mengimbau warga setempat untuk mewaspadai potensi longsor akibat retakan tanah yang dapat mengancam infrastruktur berupa akses jalan raya dan rel kereta api Jember menuju Kabupaten Banyuwangi.

"Kami menemukan retakan itu setelah bersama BPBD melakukan asesmen di kebun kopi milik warga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember," kata Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Jember Mamang Pratidina dalam siaran pers yang diterima di Jember, Kamis.

Menurutnya, potensi tersebut tidak secara langsung mengancam perkampungan padat penduduk, namun rawan bagi kelangsungan akses kereta api dan jalan raya dari Jember menuju Banyuwangi.

"Dari hasil kaji cepat tim di lapangan ditemukan retakan tanah dengan lebar dan panjang bervariasi, yakni lebar berkisar 30-50 cm dengan panjang total sekitar 700 meter mengitari kebun kopi seluas dua hektare lebih," tuturnya.

Ia mengatakan retakan tersebut diketahui sejak dua tahun terakhir berdasarkan informasi dari pemilik kebun, sehingga perlu dilakukan antisipasi agar tidak menyebabkan tanah longsor yang dapat mengancam akses jalan raya.

"Di bawah retakan tersebut terdapat lintasan kereta api di wilayah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 9 Jember yang hanya berjarak sekitar 300 meter," katanya.

Di atas lokasi tersebut, lanjut dia, jalan raya akses terdekat satu-satunya antara Kabupaten Jember dengan Kabupaten Banyuwangi, tepat di bawah bahu jalan yang longsor beberapa waktu lalu yang masih dalam proses perbaikan.

"Jarak antara potensi longsor dan bahu jalan hanya sekitar 100 meter dan tanah longsor itu akan berpotensi menyumbat aliran air sungai Kebun Tanah Manis, lalu membentuk bendung alam yang bisa menjadi biang banjir bandang," ujarnya.

Baca juga: Bangunan sekolah rusak terdampak banjir di Jember bertambah

Untuk itu, BPBD dan PMI Jember merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Jember perlunya edukasi kepada warga Garahan Kidul dan Curah Mas agar mengetahui bahwa kawasan tersebut sangat rawan bencana tanah longsor.

"Perlu penanganan cepat agar potensi tanah longsor yang dapat mengancam akses jalan dan kereta api bisa dicegah, sehingga tidak membahayakan pengguna jalan dan masyarakat sekitar," katanya.

Sementara salah seorang petani kopi penggarap lahan, Ahmad Mahrus mengatakan potensi bencana tanah longsor itu diketahui setelah 10 mata air yang tiba-tiba muncul ketika beberapa kali hujan mengguyur kawasan itu dan berpotensi terjadinya tanah longsor.(*)

Baca juga: Tiga SDN rusak terdampak hujan deras, Dispendik Jember turun agar KBM berjalan

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022