Dua orang yang masih kakak-adik mengalami luka-luka tertimbun material longsor yang menerjang sekitar permukiman mereka di Desa Bangunsari, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Rabu.
Kedua korban masin-masing, Junianto (37) serta Redian Tri Wibowo (18), berhasil diselamatkan warga sekitar dan kini dirawat di RSUD dr. Darsono Pacitan.
"Satu korban, yakni Junianto mengalami luka ringan dan sudah diperbolehkan pulang. Satu korban lainnya, Redian Tri Wibowo masih mendapatkan perawatan intensif karena mengalami patah tulang pada tangan kirinya," kata Kapolres Pacitan AKBP Wildan Alberd di Pacitan.
Ia menjelaskan kejadian tersebut dialami keduanya saat berupaya melakukan mitigasi bencana di belakang rumahnya yang mulai muncul aliran air cukup deras dari arah perbukitan atau pegunungan.
Tujuannya supaya aliran air tidak mengenai rumah, namun kurang memperhitungkan risiko longsor saat debit air dari perbukitan semakin deras.
Tanpa disangka, air bercampur lumpur bebatuan meluncur dari atas dan menimbun tubuh Junianto maupun Redian.
Dalam kondisi setengah terpendam, Junianto dan Redian berteriak minta tolong. Beruntung warga sekitar mendengar dan segera memberi pertolongan.
Insiden yang dialami dua kakak-beradik itu adalah satu dari sekian dampak dari rentetan bencana banjir-longsor yang melanda sebagian wilayah Pacitan pada Rabu pagi hingga siang hari.
Hujan deras yang melanda wilayah tersebut sejak dini hari telah menyebabkan puluhan titik pemukiman terendam banjir. Genangan air hingga setinggi lutut orang dewasa juga menutup badan-badan jalan di sekitar kota, sehingga arus kendaraan terganggu.
Tidak ada laporan korban jiwa dalam serangkaian bencana banjir disertai longsor di beberapa titik lokasi tersebut. Namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko menyebut, tingginya curah hujan yang memicu banjir-longsor itu berkaitan dengan fenomena Gelombang Rossby.
Hal ini seperti disampaikan BMKG dalam rilis yang diterima BPBD Pacitan, bahwa fenomena alam tersebut meningkatkan kadar air pada awan kumulonimbus.
Oleh karenanya, pihaknya mengimbau masyarakat untuk proaktif memantau setiap informasi yang disampaikan melalui lembaga resmi.
Ia belum merinci dampak kerusakan akibat bencana banjir-longsor di wilayahnya, dengan alasan masih dilakukan pendataan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kedua korban masin-masing, Junianto (37) serta Redian Tri Wibowo (18), berhasil diselamatkan warga sekitar dan kini dirawat di RSUD dr. Darsono Pacitan.
"Satu korban, yakni Junianto mengalami luka ringan dan sudah diperbolehkan pulang. Satu korban lainnya, Redian Tri Wibowo masih mendapatkan perawatan intensif karena mengalami patah tulang pada tangan kirinya," kata Kapolres Pacitan AKBP Wildan Alberd di Pacitan.
Ia menjelaskan kejadian tersebut dialami keduanya saat berupaya melakukan mitigasi bencana di belakang rumahnya yang mulai muncul aliran air cukup deras dari arah perbukitan atau pegunungan.
Tujuannya supaya aliran air tidak mengenai rumah, namun kurang memperhitungkan risiko longsor saat debit air dari perbukitan semakin deras.
Tanpa disangka, air bercampur lumpur bebatuan meluncur dari atas dan menimbun tubuh Junianto maupun Redian.
Dalam kondisi setengah terpendam, Junianto dan Redian berteriak minta tolong. Beruntung warga sekitar mendengar dan segera memberi pertolongan.
Insiden yang dialami dua kakak-beradik itu adalah satu dari sekian dampak dari rentetan bencana banjir-longsor yang melanda sebagian wilayah Pacitan pada Rabu pagi hingga siang hari.
Hujan deras yang melanda wilayah tersebut sejak dini hari telah menyebabkan puluhan titik pemukiman terendam banjir. Genangan air hingga setinggi lutut orang dewasa juga menutup badan-badan jalan di sekitar kota, sehingga arus kendaraan terganggu.
Tidak ada laporan korban jiwa dalam serangkaian bencana banjir disertai longsor di beberapa titik lokasi tersebut. Namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko menyebut, tingginya curah hujan yang memicu banjir-longsor itu berkaitan dengan fenomena Gelombang Rossby.
Hal ini seperti disampaikan BMKG dalam rilis yang diterima BPBD Pacitan, bahwa fenomena alam tersebut meningkatkan kadar air pada awan kumulonimbus.
Oleh karenanya, pihaknya mengimbau masyarakat untuk proaktif memantau setiap informasi yang disampaikan melalui lembaga resmi.
Ia belum merinci dampak kerusakan akibat bencana banjir-longsor di wilayahnya, dengan alasan masih dilakukan pendataan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022