Pemerintah Kabupaten Tulungagung, mulai menyalurkan bantuan langsung tunai yang bersumber dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DHBCT) sebesar Rp10 miliar untuk tahun anggaran 2022.
Secara simbolis penyerahan BLT DHBCT dilakukan di Pendopo Kabupaten Tulungagung oleh Bupati Maryoto Birowo kepada perwakilan petani tembakau, Rabu.
Bupati Maryoto mengatakan sasaran program tersebut para petani dan buruh linting di Tulungagung yang jumlahnya mencapai 4.300 orang lebih.
"Kami berharap dengan bantuan ini daya beli petani tembakau dan buruh linting meningkat seiring tingginya harga kebutuhan pokok," katanya.
Dia menjelaskan setiap penerima BLT DHBCT berhak mendapat bantuan uang tunai sebesar Rp200 ribu per bulan, yang diserahkan setiap empat bulan sekali.
Pemkab Tulungagung juga menyalurkan BLT Prakarsa. BLT Prakarsa diberikan pada lansia berusia 70 tahun ke atas.
"Untuk BLT Prakarsa jumlahnya sebanyak 172 orang," ucapnya.
Jumlah bantuan yang disalurkan sama, yakni sebesar Rp200 ribu per bulan dan diserahkan selama tiga bulan sejak program diluncurkan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung Suyanto menambahkan jumlah anggaran DBHCHT untuk BLT ini mencapai Rp10 miliar lebih.
"Dapatnya selama empat bulan, di mana sebulannya besaran yang bisa diterima per KK adalah Rp200 ribu," ujar Suyanto.
Ia memastikan penerima BLT DBHCHT sudah terverifikasi, mengacu data petani tembakau yang tercatat di Dinas Pertanian dan data buruh linting di Dinas Tenaga Kerja.
Penyaringan dilakukan di Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung. Anggaran 10 miliar rupiah itu seharusnya untuk Rp7 ribu lebih sasaran. Namun, saat ini pihaknya baru mendapat 4.300 sasaran penerima BLT, dan terus bertambah.
"Nanti kalau sisa kita kembalikan ke kas negara," tuturnya.
Untuk BLT Prakarsa, datanya diambil dari data kemiskinan ekstrem Kabupaten Tulungagung. Dari 200 lebih warga miskin ekstrem, didapatkan 172 lansia yang memenuhi syarat mendapat BLT Prakarsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Secara simbolis penyerahan BLT DHBCT dilakukan di Pendopo Kabupaten Tulungagung oleh Bupati Maryoto Birowo kepada perwakilan petani tembakau, Rabu.
Bupati Maryoto mengatakan sasaran program tersebut para petani dan buruh linting di Tulungagung yang jumlahnya mencapai 4.300 orang lebih.
"Kami berharap dengan bantuan ini daya beli petani tembakau dan buruh linting meningkat seiring tingginya harga kebutuhan pokok," katanya.
Dia menjelaskan setiap penerima BLT DHBCT berhak mendapat bantuan uang tunai sebesar Rp200 ribu per bulan, yang diserahkan setiap empat bulan sekali.
Pemkab Tulungagung juga menyalurkan BLT Prakarsa. BLT Prakarsa diberikan pada lansia berusia 70 tahun ke atas.
"Untuk BLT Prakarsa jumlahnya sebanyak 172 orang," ucapnya.
Jumlah bantuan yang disalurkan sama, yakni sebesar Rp200 ribu per bulan dan diserahkan selama tiga bulan sejak program diluncurkan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung Suyanto menambahkan jumlah anggaran DBHCHT untuk BLT ini mencapai Rp10 miliar lebih.
"Dapatnya selama empat bulan, di mana sebulannya besaran yang bisa diterima per KK adalah Rp200 ribu," ujar Suyanto.
Ia memastikan penerima BLT DBHCHT sudah terverifikasi, mengacu data petani tembakau yang tercatat di Dinas Pertanian dan data buruh linting di Dinas Tenaga Kerja.
Penyaringan dilakukan di Dinas Sosial Kabupaten Tulungagung. Anggaran 10 miliar rupiah itu seharusnya untuk Rp7 ribu lebih sasaran. Namun, saat ini pihaknya baru mendapat 4.300 sasaran penerima BLT, dan terus bertambah.
"Nanti kalau sisa kita kembalikan ke kas negara," tuturnya.
Untuk BLT Prakarsa, datanya diambil dari data kemiskinan ekstrem Kabupaten Tulungagung. Dari 200 lebih warga miskin ekstrem, didapatkan 172 lansia yang memenuhi syarat mendapat BLT Prakarsa.
Editor : Fiqih Arfani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022