Menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Pulau Bali, pada 15-16 November 2022, Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur,  mulai konsolidasi persiapan pengamanan bersama tiga pilar.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, pertemuan ini menjadi penting karena Banyuwangi sebagai daerah penopang kegiatan tersebut, harus menjaga kondusifitas agar pertemuan G20 tidak terganggu.

"Banyuwangi merupakan daerah penopang, wajib menjaga kondusifitas. Karena itu kami konsolidasi bersama berbagai elemen untuk menyambut G20," ujar Bupati Ipuk di Banyuwangi, Selasa.

Hadir dalam sinergitas tiga pilar tersebut, selain Bupati Ipuk, juga hadir Wakil Bupati Sugirah, Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Deddy Foury Millewa, Dandim 0825, Letkol Kav Eko Julianto Ramadan, perwakilan Lanal Banyuwangi, Ketua Pengadilan Negeri Banyuwangi, Moehammad Pandji Santoso, perwakilan Densus 88 Mabes Polri Kompol Agta Buana Putra, perwakilan DPRD, serta perwakilan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) lainnya.

Baca juga: Banyuwangi siapkan pengamanan KTT G-20 di Bali

Baca juga: PLN perkuat infrastruktur jaringan listrik Paiton-Bali sambut KTT G20

Dalam kegiatan menyambut KTT G20 itu, dihadiri juga seluruh Babinsa dan Babhinkamtibmas, camat, kepala desa di wilayah Banyuwangi, serta tokoh agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan elemen masyarakat.

"Sengaja kami undang semuanya, mulai Babinsa dan Babhinkamtibmas serta kepala desa, agar kondusifitas juga terjaga hingga ke desa-desa," kata Ipuk.

Terdapat dua isu utama dalam pertemuan tersebut. Selain konsolidasi pengamanan G20, juga antisipasi radikalisme yang berpotensi muncul.

"Karena itu kami minta kepada aparatur desa serta Babinsa dan Babhinkamtibmas untuk bersama-bersama mengawal apabila ada hal-hal yang mencurigakan di wilayah masing-masing," ujarnya.

Bupati Ipuk optimistis Banyuwangi bisa menjaga kondusivitas, karena sebelumnya Banyuwangi juga telah berpengalaman menjadi daerah penopang saat pelaksanaan Annual Meeting International Monetary Fund and World Bank (IMF-WB), yang juga digelar di Bali, pada tahun 2018.

"Kondisinya sama seperti Annnual Meeting IMF beberapa waktu lalu. Saat itu Banyuwangi juga ditetapkan sebagai daerah penopang kegiatan tersebut. Tempat-tempat yang menjadi pintu masuk Bali, seperti Pelabuhan Ketapang dan Bandara Banyuwangi akan kami perketat pengamanannya," katanya.

Mengenai pengamanan menjelang G20, Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Deddy Foury Millewa mengatakan, pihaknya bersama TNI telah melaksanakan etape-etape kegiatan kesiapan pasukan. Nantinya juga akan dilakukan simulasi-simulasi pengamanan menjelang G20.

"Fokus pengamanan kami di Pelabuhan Ketapang dan pelabuhan rakyat, serta Bandara Banyuwangi," kata Kapolresta Deddy.

Kapolresta menambahkan, kepolisian akan mengerahkan 300 personel serta tambahan satu pleton Brimob dan personel Sabhara dari Polda Jatim.

"Satu bulan sebelum pelaksanaan G20 tambahan personel tersebut akan tiba," ujar dia.

Dandim 0825/ Banyuwangi, Letkol Kav Eko Julianto Ramadan mengatakan telah dilakukan skenario cadangan apabila terjadi prosedur escape para delegasi.

"Pengondisian prosedur escape sudah kami siapkan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Menurut Dandim, Pelabuhan Ketapang dan Bandara Banyuwangi menjadi objek vital selama pelaksanaan G20. Nantinya akan disiapkan kendaraan khusus serta pasukan pengamanan.

TNI AD menyiapakan satu SSK pasukan dan akan mendapat tambahan bantuan Batalyon Jember. Untuk tambahan pasukan kami menunggu instruksi dari Kodam Brawijaya dan Mabes TNI.

Selain itu, terkait potensi radikalisme Dandim meminta pada Babinsa dan Babhinkabtimas untuk memonitor wilayah masing-masing.

"Babinsa dan Babhinkabtimas menjadi ujung tombak untuk mengantisipasi radikalisme," katanya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022