Sustainable Development Goals (SDGs) Center Universitas Airlangga Surabaya menggandeng dua lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan satu kampus di Yogyakarta guna membahas isu keberlanjutan atau sustainability.
Ketua SDGs Center Unair, Bayu Arie Fianto, SE., MBA., PhD. mengatakan melalui kemitraan multipihak, dampak jangka panjang terhadap perwujudan SDGs akan menciptakan ketahanan, keberlanjutan, kesejahteraan, dan perdamaian yang memungkinkan masyarakat untuk hidup di lingkungan yang hijau, sehat, dan nyaman.
"Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, informasi, dan sumber dana pemerintah diperlukan dukungan dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan (sektor swasta, filantropi, kelompok akademisi, media, dan CSO/NGO) untuk mencapai tujuan dan target SDGs secara efektif," katanya.
"Kemitraan multipihak dalam pelaksanaan TPB/SDGs menjadi peluang yang memungkinkan kepastian dan percepatan upaya pencapaian SDGs," tambah Bayu.
Rangkaian kegiatan SDGs Center Unair selama di Yogyakarta dimulai dari mengunjungi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia setempat.
Kunjungan tersebut diisi dengan sharing knowledge tentang implementasi SDGs, khususnya keenam yaitu "Air Bersih dan Sanitasi Layak", ke-13 "Penanganan Perubahan Iklim", ke-15 "Ekosistem Daratan", ke-17 "Kemitraan Mencapai Tujuan".
Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi Yogyakarta Halik Sandera memberi penjelasan singkat mengenai program kerja dari organisasinya.
"Wilayah kerja Walhi Yogyakarta berbasiskan kawasan yang merupakan salah satu mandat dalam menjalankan kerja-kerja advokasi lingkungan. Kawasannya terdiri dari kawasan Merapi, Menoreh, perkotaan, pesisir selatan, dan karst," ujar Halik.
Selanjutnya tim SDGs Center Unair berkunjung ke Padepokan ASA, Sleman, Yogyakarta.
Manajer Padepokan ASA Ahmad Sofyan menimpali bahwa memang ada keterkaitan SDGs dengan Padepokan ASA khususnya pada Goals 4 Quality Education.
"Setelah kami pelajari, peluang yang bisa kita kerja samakan ada di SDGs 4," tutur Sofyan.
Tim SDGs Center Unair juga bertandang ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam rangka bertukar informasi terkait pencapaian di masing-masing kampus.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Ketua SDGs Center Unair, Bayu Arie Fianto, SE., MBA., PhD. mengatakan melalui kemitraan multipihak, dampak jangka panjang terhadap perwujudan SDGs akan menciptakan ketahanan, keberlanjutan, kesejahteraan, dan perdamaian yang memungkinkan masyarakat untuk hidup di lingkungan yang hijau, sehat, dan nyaman.
"Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, informasi, dan sumber dana pemerintah diperlukan dukungan dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan (sektor swasta, filantropi, kelompok akademisi, media, dan CSO/NGO) untuk mencapai tujuan dan target SDGs secara efektif," katanya.
"Kemitraan multipihak dalam pelaksanaan TPB/SDGs menjadi peluang yang memungkinkan kepastian dan percepatan upaya pencapaian SDGs," tambah Bayu.
Rangkaian kegiatan SDGs Center Unair selama di Yogyakarta dimulai dari mengunjungi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia setempat.
Kunjungan tersebut diisi dengan sharing knowledge tentang implementasi SDGs, khususnya keenam yaitu "Air Bersih dan Sanitasi Layak", ke-13 "Penanganan Perubahan Iklim", ke-15 "Ekosistem Daratan", ke-17 "Kemitraan Mencapai Tujuan".
Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi Yogyakarta Halik Sandera memberi penjelasan singkat mengenai program kerja dari organisasinya.
"Wilayah kerja Walhi Yogyakarta berbasiskan kawasan yang merupakan salah satu mandat dalam menjalankan kerja-kerja advokasi lingkungan. Kawasannya terdiri dari kawasan Merapi, Menoreh, perkotaan, pesisir selatan, dan karst," ujar Halik.
Selanjutnya tim SDGs Center Unair berkunjung ke Padepokan ASA, Sleman, Yogyakarta.
Manajer Padepokan ASA Ahmad Sofyan menimpali bahwa memang ada keterkaitan SDGs dengan Padepokan ASA khususnya pada Goals 4 Quality Education.
"Setelah kami pelajari, peluang yang bisa kita kerja samakan ada di SDGs 4," tutur Sofyan.
Tim SDGs Center Unair juga bertandang ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam rangka bertukar informasi terkait pencapaian di masing-masing kampus.
Editor : Fiqih Arfani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022