Achmad Hermanto Dardak, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dalam Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2010 hingga 2014 yang meninggal dunia akibat kecelakaan di ruas Tol Pemalang-Batang pada Sabtu pagi (20/8), pernah memberikan solusi pondasi kerusakan di jalur pantau utara Jawa atau pantura.

Jalur pantura yang membentang dari Anyer hingga Panarukan, sebelumnya dikenal sebagai proyek abadi, dan pemerintah mengeluarkan anggaran lebih dari Rp1 triliun setiap tahun untuk perbaikan jalan karena selalu mengalami kerusakaan usai dilakukan perbaikan

Hadi Wardoyo, sebagai salah satu rekan seprofesi Achmad Hermanto Dardak, ditemui di Surabaya, Rabu, bercerita saat berbincang dengan ayah dari Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak itu pernah mengusulkan agar pondasi di jalur pantura menggunakan pondasi konstruksi jaring rusuk beton (KJRB), penyempurnaan dari pondasi konstruksi sarang laba-laba (KSLL) supaya tidak selalu mengalami kerusakan saat dibangun.

Solusi itu, kata Hadi, ditawarkan saat Achmad Hermanto Dardak mendengarkan presentasinya mengenai pondasi yang juga dikenal ramah gempa tersebut.

"Apa yang kami tawarkan saat itu menjadi solusi bersama, dan hal itu bisa menjadi salah satu jalan keluar dari seringnya kerusakan jalur pantura," kata Hadi, yang kini menjabat sebagai Direktur Utama PT Cipta Anugerah Indotama (CAI).

Sebagai salah satu sahabat, Hadi mengaku sangat kehilangan karena Hermanto Dardak dikenal sebagai sosok yang cerdas dalam hal teknik sipil.

Sementara itu, Hermanto Dardak mengusulkan pondasi KJRB karena merupakan karya anak bangsa yang ditemukan oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto.

Sebelumnya, Hermanto Dardak merupakan pria kelahiran 6 Januari 1957 di Trenggalek, Jawa Timur, dan  jebolan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1980. 

Ia kemudian meraih gelar Master Teknik Sipil dari Universitas New South Wales, Australia, pada 1985 dan lima tahun setelahnya menyabet gelar Doktor Transport Economy dari Universitas New South Wales, Australia.

Dalam perjalanan kariernya di pemerintahan, Hermanto Dardak mulai memegang jabatan sebagai Kepala Biro Kerja sama Luar Negeri, Kepala Biro Perencanaan Sekretaris Jenderal, lalu menjabat Kepala Pusat Kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum. 

Kemudian Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, hingga akhirnya diangkat sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum.

Setelah itu, Hermanto Dardak diberikan amanah sebagai Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah untuk periode 2014-2016. Badan tersebut bertugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan antara pengembangan kawasan dengan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kehilangan putra terbaiknya yang telah memiliki banyak jasa dan karya seperti Jembatan Suramadu, menggagas UU Penataan Ruang, dan terlibat aktif menyiapkan rencana pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera pada 2015, serta karya-karyanya dalam bidang perencanaan program pembangunan infrastruktur yang berbasis kewilayahan.

Terakhir, Hermanto Dardak mengemban posisi sebagai Ketua Tim Pengarah Satuan Tugas Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) yang dibentuk oleh Menteri PUPR.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022