Perusahaan alat kesehatan PT Jayamas Medica Industri atau OneMed melakukan ekspansi di wilayah Jawa Timur dengan membangun dua fasilitas produksi baru di Kabupaten Jombang dan Lamongan yang pembangunannya dimulai tahun 2022.
Founder sekaligus Presiden Komisaris PT JMI dr. Jemmy Hartanto kepada wartawan di Surabaya, Kamis, mengemukakan selain di Jawa Timur, perusahaannya juga akan membangun fasilitas baru di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Jawa Tengah.
"Langkah ini menunjukkan kontribusi sektor swasta dalam mendorong perekonomian nasional, terutama di Jatim dalam bentuk penanaman modal dalam negeri," kata Jemmy tanpa merinci nilai investasi untuk kegiatan ekspansi bisnis tersebut.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) investasi dalam bentuk PMDN di Jatim pada kuartal II tahun 2022 mencapai Rp18,6 triliun, naik 34,1 persen dibanding tahun lalu (year on year/yoy).
Sebagai salah satu perusahaan produsen alat-alat kesehatan habis pakai dengan produk-produk buatan lokal terbanyak di Indonesia, tambah Jemmy, JIM tergolong konsisten melakukan ekspansi sejak awal berdiri pada tahun 2000.
Jemmy Hartanto saat itu berhasil menyelesaikan pembangunan pabrik pertamanya seluas 2.200 meter persegi di Krian, Sidoarjo, pada 2002 dengan hanya 50 karyawan untuk memproduksi kantong urine, alat tes kehamilan, dan produk-produk antiseptik serta disinfektan.
Empat tahun kemudian JMI melakukan perluasan pabrik di Krian, Sidoarjo, hingga menjadi 8.000 meter persegi dengan jumlah karyawan sekitar 500 orang serta menambahkan jarum suntik sekali pakai ke dalam portofolio perusahaan.
Selanjutnya perseroan berhasil mengantongi sertifikasi ISO 13485 untuk Sistem Manajemen Mutu untuk Alat Kesehatan dan menerima sertifikasi Cara Pembuatan dan Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) dari Kementerian Kesehatan pada 2013. JMI juga menerima kualifikasi ISO 9001 tentang Sistem Manajemen Mutu sejak 2005 hingga sekarang.
Berbekal dua kendali mutu tersebut, Jemmy Hartanto pada 2016 mendirikan pabrik kedua di Mojoagung, Jombang, dengan total luas lahan 23.707 meter persegi dan juga mulai mengakumulasi lahan di Lamongan, untuk mengantisipasi rencana ekspansi bisnis.
"Kami melihat prospek bisnis industri alat kesehatan di Indonesia masih bagus, kebutuhan dalam negeri masih sangat besar," imbuh Jemmy.
Pada 2020, JMI berhasil menyediakan 50 juta keping alkohol swab sebagai dukungan penuh untuk Kementerian Kesehatan dalam memerangi pandemi COVID-19, selain menerima sertifikat EC (European Conformity) untuk Alat Kesehatan Jaminan Kualitas Produksi dari TÜV Rheinland untuk jarum suntik sekali pakai dengan jarum dan jarum suntik sekali pakai tanpa jarum.
Selanjutnya pada 2021 Jayamas Medica Industri mengakuisisi lahan di Mojoagung untuk pembangunan Pabrik Mojoagung II dan Wonosalam serta menyelesaikan akumulasi lahan di Lamongan.
"Melalui perjalanan panjang dalam mengembangkan sejumlah fasilitas tersebut, saat ini kami sudah memiliki sedikitnya 3.200 produk aktif dan 74 produk dengan merek perseroan yang tersebar pada 514 kota dan 34 provinsi," imbuh Presiden Direktur PT JMI Herlien Sri Ariani.
Sampai saat ini, JMI menjadi pemasok alat kesehatan untuk 1.700 rumah sakit, dari total sekitar 2.985 rumah sakit yang ada di Indonesia.
Jayamas kini memiliki satu pusat distribusi nasional di Gresik, 20 kantor cabang/fasilitas logistik, dan 19 kantor penjualan yang tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Founder sekaligus Presiden Komisaris PT JMI dr. Jemmy Hartanto kepada wartawan di Surabaya, Kamis, mengemukakan selain di Jawa Timur, perusahaannya juga akan membangun fasilitas baru di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Jawa Tengah.
"Langkah ini menunjukkan kontribusi sektor swasta dalam mendorong perekonomian nasional, terutama di Jatim dalam bentuk penanaman modal dalam negeri," kata Jemmy tanpa merinci nilai investasi untuk kegiatan ekspansi bisnis tersebut.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) investasi dalam bentuk PMDN di Jatim pada kuartal II tahun 2022 mencapai Rp18,6 triliun, naik 34,1 persen dibanding tahun lalu (year on year/yoy).
Sebagai salah satu perusahaan produsen alat-alat kesehatan habis pakai dengan produk-produk buatan lokal terbanyak di Indonesia, tambah Jemmy, JIM tergolong konsisten melakukan ekspansi sejak awal berdiri pada tahun 2000.
Jemmy Hartanto saat itu berhasil menyelesaikan pembangunan pabrik pertamanya seluas 2.200 meter persegi di Krian, Sidoarjo, pada 2002 dengan hanya 50 karyawan untuk memproduksi kantong urine, alat tes kehamilan, dan produk-produk antiseptik serta disinfektan.
Empat tahun kemudian JMI melakukan perluasan pabrik di Krian, Sidoarjo, hingga menjadi 8.000 meter persegi dengan jumlah karyawan sekitar 500 orang serta menambahkan jarum suntik sekali pakai ke dalam portofolio perusahaan.
Selanjutnya perseroan berhasil mengantongi sertifikasi ISO 13485 untuk Sistem Manajemen Mutu untuk Alat Kesehatan dan menerima sertifikasi Cara Pembuatan dan Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) dari Kementerian Kesehatan pada 2013. JMI juga menerima kualifikasi ISO 9001 tentang Sistem Manajemen Mutu sejak 2005 hingga sekarang.
Berbekal dua kendali mutu tersebut, Jemmy Hartanto pada 2016 mendirikan pabrik kedua di Mojoagung, Jombang, dengan total luas lahan 23.707 meter persegi dan juga mulai mengakumulasi lahan di Lamongan, untuk mengantisipasi rencana ekspansi bisnis.
"Kami melihat prospek bisnis industri alat kesehatan di Indonesia masih bagus, kebutuhan dalam negeri masih sangat besar," imbuh Jemmy.
Pada 2020, JMI berhasil menyediakan 50 juta keping alkohol swab sebagai dukungan penuh untuk Kementerian Kesehatan dalam memerangi pandemi COVID-19, selain menerima sertifikat EC (European Conformity) untuk Alat Kesehatan Jaminan Kualitas Produksi dari TÜV Rheinland untuk jarum suntik sekali pakai dengan jarum dan jarum suntik sekali pakai tanpa jarum.
Selanjutnya pada 2021 Jayamas Medica Industri mengakuisisi lahan di Mojoagung untuk pembangunan Pabrik Mojoagung II dan Wonosalam serta menyelesaikan akumulasi lahan di Lamongan.
"Melalui perjalanan panjang dalam mengembangkan sejumlah fasilitas tersebut, saat ini kami sudah memiliki sedikitnya 3.200 produk aktif dan 74 produk dengan merek perseroan yang tersebar pada 514 kota dan 34 provinsi," imbuh Presiden Direktur PT JMI Herlien Sri Ariani.
Sampai saat ini, JMI menjadi pemasok alat kesehatan untuk 1.700 rumah sakit, dari total sekitar 2.985 rumah sakit yang ada di Indonesia.
Jayamas kini memiliki satu pusat distribusi nasional di Gresik, 20 kantor cabang/fasilitas logistik, dan 19 kantor penjualan yang tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022