Lima orang warga Kampung Bronggalan, Surabaya, tewas setelah dua malam berpesta minuman keras yang diduga oplosan, kata perwira polisi setempat.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tambaksari Surabaya Komisaris Polisi Muhammad Akhyar mengungkapkan pesta minuman keras itu berlangsung di rumah Ari Subagio, Jalan Bronggalan Sawah V Surabaya. 

"Ari Subagio diketahui selama tiga bulan terakhir berjualan minuman keras," katanya kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
 
Sang penjual minuman maut itu menjadi salah satu korban tewas setelah berpesta dengan sejumlah tetangganya selama dua malam.

Baca juga: Polisi selidiki kasus meninggalnya empat orang setelah pesta minuman keras di Kediri

Polisi menyebut peserta pesta minuman keras yang berlangsung secara maraton pada Sabtu (9/7) hingga Minggu (10/7) malam lalu itu berjumlah tujuh orang. 

Tersisa dua orang yang masih bertahan hidup, sedangkan lima orang lainnya tumbang satu per satu sejak Selasa (12/7) lalu.

Korban terakhir yang meninggal dunia teridentifikasi bernama Arif Effendi, usia 33 tahun, Rabu (13/7), setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya. 

Dokter mendiagnosis bapak satu anak yang tinggal di Jalan Kalikepiting Jaya, Surabaya, itu keracunan alkohol.

Baca juga: Di Malang, tiga nyawa melayang diduga konsumsi minuman keras oplosan

Kusyanto, adik almarhum Arif Effendi, mengisahkan kakaknya dijemput temannya pada sekitar pukul 20.00 WIB, tepat pada malam Idul Adha, Sabtu akhir pekan lalu. 

"Pulang sekitar jam 01.00 WIB dini hari dalam kondisi mabuk, tapi bangun tidur besoknya tidak terlihat sakit," katanya.
 
Kusyanto melanjutkan pada Minggu malam kakaknya kembali dijemput temannya. 

"Pulang sekitar jam 01.00 lagi terlihat mabuk. Besoknya gak sadarkan diri, langsung dibawa ke rumah sakit sampai akhirnya meninggal dunia," ujarnya.

Baca juga: Polisi selidiki tiga remaja tewas usai pesta minuman keras oplosan 

Kompol Akhyar memastikan telah menggeledah dua rumah di kawasan Jalan Bronggalan yang menjadi tempat penyimpanan minuman keras, yang selama tiga bulan terakhir dijual oleh almarhum Ari Subagio. 

"Sampelnya sudah kami kirim ke laboratorium forensik untuk diteliti kandungan apa saja yang dioplos dalam minuman keras tersebut," ucapnya. 

Rani, istri almarhum Ari Subagio, juga sudah dimintai keterangan, tetapi polisi tidak mendapatkan informasi apa pun karena Ari semasa hidup bersama istrinya tinggal di rumah kos yang terpisah dari tempat penyimpanan minuman keras racikan yang mematikan itu.

"Suami saya orangnya keras. Kalau saya tanya selalu dimarahi dan diminta tidak ikut campur," ujar Rani kepada polisi.

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022