Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, membekali petugas medis puskesmas dengan pengetahuan cara melakukan deteksi dini gangguan indra dan fungsional dengan menggandeng dokter spesialis.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adima mengemukakan penggunaan komputer jinjing, telepon seluler tentunya sangat berpengaruh untuk penglihatan dan pendengaran baik untuk anak-anak, remaja hingga orang tua termasuk dengan beragam latar belakang profesi. Terlebih lagi, selama pandemi COVID-19, aktivitas belajar dan bekerja banyak dilakukan secara daring.

"Hal itu bisa berisiko menurunkan fungsi indera penglihatan. Jika kita perhatikan saat ini banyak anak yang masih sekolah sudah menggunakan kacamata. Selain itu, penggunaan headset yang terlalu sering juga dapat merusak pendengaran. Oleh karena itu, penting untuk melakukan kewaspadaan terhadap gangguan indera untuk pencegahan dan pengendalian," katanya di Kediri, Rabu.

Fauzan melanjutkan petugas puskesmas punya andil dalam deteksi secara dini dan pengobatan gangguan indera bisa disegerakan. Hal ini karena puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.

Untuk itu, pelatihan melibatkan petugas medis di puskesmas, sebab mereka yang langsung berhubungan dengan masyarakat.

"Sasarannya kami mengundang teman-teman di layanan puskesmas, pengelola program UKS, pengelola program indera dan bidang koordinator wilayah. Jika masyarakat ke puskesmas pasti akan dilakukan pemeriksaan awal dan dari situ bisa diketahui ada gangguan apa. Jika nanti memang perlu penanganan lebih lanjut maka kita berikan rujukan ke rumah sakit," kata dia.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari dan mengundang dokter spesialis dari RSUD Gambiran Kota Kediri yaitu dokter Elyda Mustikaningtyas, Sp. THT-KL dan dokter Bambang Wahyu Widodo, Sp. M sebagai narasumber.

Menurut dia, pengetahuan itu penting sebagai bekal bagi petugas di puskesmas sehingga cekatan dalam melakukan pemeriksaan.

"Perlu adanya peningkatan ilmu dan keterampilan terkait cara memeriksa, mendeteksi karena kita harus update ilmu karena ilmu itu berkembang. Selain itu, pengelola program di puskesmas kadang juga ganti petugas. Untuk itu, perlu dilakukan refreshing ulang dan menambah materi untuk lebih mengingatkan dan menambah kemampuan teman-teman dalam melakukan deteksi dini sehingga yang kita lakukan hasilnya lebih bagus," ujar dia.

Ia berharap, dengan kegiatan ini kemampuan dan kinerja tenaga kesehatan dalam penanganan gangguan indera dan fungsional meningkat. Nantinya ilmu yang diperoleh bisa diaplikasikan ke masyarakat. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022