Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, K.H.R. Ach Azaim Ibrahimy mengatakan bahwa wartawan harus merdeka dalam menyampaikan berita tanpa dijajah oleh kepentingan.

Hal ini disampaikan Kiai Azaim dalam acara silaturahim Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Persiapan Kabupaten Situbondo di kediamannya Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Sabtu (18/6).

"Wartawan harus selalu berada di jalur profesional, komitmen kepada kebenaran dan keadilan. Ini harapan saya kepada Pers Indonesia, khususnya PWI di Kabupaten Situbondo," ujar ulama muda kharismatik itu.

Kiai Azaim berharap kepada insan pers, khususnya wartawan yang tergabung dalam PWI Situbondo, agar profesional dalam bekerja.

Ia juga menyinggung soal posisi pers dalam syiar agama Islam yang masih jauh dari harapan, karena kurang berimbang. Kalah dengan buzzer di media sosial, yang mampu memberikan pengaruh buruk bagi masyarakat lewat dunia maya.
 
Wartawan RRI mewawancarai Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, K.H.R. Ach Azaim Ibrahimy, Sabtu (18/6/2022) (ANTARA/Novi H)

"Posisi pers dalam syiar agama Islam, kurang berimbang. Sudah ada, tapi suaranya masih lebih banyak buzzer," tutur cucu Pahalawan Nasional K.H.R. As'ad Syamsul Arifin tersebut.

Kata Kiai Azaim, sekelompok orang yang punya kepentingan dan berupaya menggiring opini masyarakat harus dilawan melalui berita-berita positif dari hasil produk jurnalistik yang menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik.

"Buzzer ini harus dilawan dengan berita positif. Seperti yang tadi saya sampaikan, yaitu produk berita yang merdeka tanpa dijajah oleh kepentingan atau kelompok dan kebatilan," ucap Kiai Azaim.

Pengurus PWI Persiapan Kabupaten Situbondo,  silaturahim ke kediaman Pengasuh Ke-IV Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, berharap berkah doanya, setelah dilantik pada Sabtu, 4 Juni 2022.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022