Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa mengenang Kiai Haji Dimyati Rois sebagai ulama dengan kemandirian ekonomi luar biasa.

"Beliau sosok kiai pengasuh pondok pesantren dengan kemandirian ekonomi luar biasa," ujarnya di Surabaya, Jumat, mengenang figur K.H. Dimyati Rois.

Menurut Gubernur Jawa Timur itu, semasa hidupnya Kiai Dimyati tidak lupa untuk bertani dan bertambak, dengan pengelolaan yang dilakukannya sendiri.

Kiai Haji Dimyati Rois yang juga Mustasyar PBNU wafat di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, pada Jumat (10/6) dini hari.

Baca juga: Mustasyar PBNU Kiai Dimyati Rois wafat
Baca juga: Stafsus Wapres kenang Dimyati Rois sosok kiai kharismatik sederhana

Jenazahnya dishalatkan di Masjid Agung Kaliwungu, selepas Shalat Jumat dan selanjutnya dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Al Fadlu 2 di Srogo, Kabupaten Kendal.

Atas nama masyarakat Jatim, kata dia, Khofifah menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya dan berdoa amal ibadah Kiai Dimyati selama hidup diterima oleh Allah SWT.

"Semoga beliau husnul khotimah dan dilapangkan kuburnya, diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Keluarga yang ditinggalkan juga diberikan kekuatan dan kesabaran," ucapnya.

Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan dukacita wafatnya K.H. Dimyati Rois

Wafatnya Kiai Dimyati, lanjut Khofifah, membuat umat Islam Indonesia kembali kehilangan tokoh ulama kharismatik.

Selain Mustasyar PBNU, Kiai Dimyati adalah pengasuh Pondok Pesantren Al Fashlu wal Fadhilah Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.

"Saya mengenal beliau atas referensi KH Idham Cholid di Tahun 1990-an. Selanjutnya saya rutin sowan dan mengikuti pengajian beliau," kata Khofifah yang juga Ketua PBNU tersebut.

Baca juga: Kiai Miftah kenang K.H. Dimyati Rois suka bergaul dengan siapapun

Kiai Dimyati tercatat sempat terpilih sebagai salah seorang dari sembilan anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) dalam gelaran dua Muktamar NU Tahun 2021 dan 2015.

Pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung akhir 2021, Dimyati terpilih sebagai anggota AHWA.

Meski mendapat suara terbanyak pada saat itu, yakni 503 suara, bersama delapan kiai lainnya, ia memilih K.H. Miftachul Akhyar untuk mengisi posisi Rais Aam PBNU.

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022