Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau jamaah calon haji memanfaatkan aplikasi "Telejemaah" untuk mengontrol kesehatan selama beribadah di Tanah Suci.
"Dalam waktu dekat diharapkan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) ikut sosialisasi maupun edukasi penggunaan aplikasi itu," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jumat.
Menurut Khofifah, aplikasi yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan RI tersebut mendukung pelaksanaan ibadah haji 1443 Hijriah sebab aplikasi ini bermanfaat membantu jamaah dalam mengontrol, mempersiapkan dan menjaga kesehatannya selama beribadah.
Pada menu aplikasi terdapat input data kesehatan yang terdiri atas tekanan darah, gula darah, saturasi oksigen, suhu tubuh sampai beragam keluhan.
Khofifah menggambarkan pada aplikasi itu berisi tentang informasi vaksinasi sehingga data para jamaah bisa diketahui capaian yang sudah dilakukan oleh kabupaten/kota atau Puskesmas.
Selain itu, dalam aplikasi juga tercantum obat yang sering dibawa oleh para jamaah. "Melalui aplikasi ini, jamaah bisa menghubungi langsung petugas kesehatan yang menyertai jamaah dalam suatu kloter, bahkan hanya via WhatsApp sudah bisa," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Sementara itu, menurut data dari Kemenag Jatim untuk Embarkasi Surabaya tahun ini ada 16.967 orang jamaah haji yang dilayani dan terbagi dalam 38 kelompok terbang (kloter).
Rinciannya, dari Jawa Timur sebanyak 16.087 orang, Provinsi Bali 318 orang, Provinsi Nusa Tenggara Timur 291 orang, Palembang 119 orang, serta petugas kloter 152 orang.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan fitur dalam aplikasi "Telejemaah" terdiri atas input data kesehatan sampai dengan galeri dan artikel.
Aplikasi, lanjut dia, hanya diberlakukan pada jamaah berisiko tinggi dan di menu bisa dimanfaatkan serta bisa meminta bantuan petugas kesehatan jika diperlukan.
"Tujuannya sebagai media edukasi secara elektronik berbentuk aplikasi berbasis Android dan telah tersedia di PlayStore yang diunduh gratis," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Dalam waktu dekat diharapkan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) ikut sosialisasi maupun edukasi penggunaan aplikasi itu," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jumat.
Menurut Khofifah, aplikasi yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan RI tersebut mendukung pelaksanaan ibadah haji 1443 Hijriah sebab aplikasi ini bermanfaat membantu jamaah dalam mengontrol, mempersiapkan dan menjaga kesehatannya selama beribadah.
Pada menu aplikasi terdapat input data kesehatan yang terdiri atas tekanan darah, gula darah, saturasi oksigen, suhu tubuh sampai beragam keluhan.
Khofifah menggambarkan pada aplikasi itu berisi tentang informasi vaksinasi sehingga data para jamaah bisa diketahui capaian yang sudah dilakukan oleh kabupaten/kota atau Puskesmas.
Selain itu, dalam aplikasi juga tercantum obat yang sering dibawa oleh para jamaah. "Melalui aplikasi ini, jamaah bisa menghubungi langsung petugas kesehatan yang menyertai jamaah dalam suatu kloter, bahkan hanya via WhatsApp sudah bisa," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Sementara itu, menurut data dari Kemenag Jatim untuk Embarkasi Surabaya tahun ini ada 16.967 orang jamaah haji yang dilayani dan terbagi dalam 38 kelompok terbang (kloter).
Rinciannya, dari Jawa Timur sebanyak 16.087 orang, Provinsi Bali 318 orang, Provinsi Nusa Tenggara Timur 291 orang, Palembang 119 orang, serta petugas kloter 152 orang.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan fitur dalam aplikasi "Telejemaah" terdiri atas input data kesehatan sampai dengan galeri dan artikel.
Aplikasi, lanjut dia, hanya diberlakukan pada jamaah berisiko tinggi dan di menu bisa dimanfaatkan serta bisa meminta bantuan petugas kesehatan jika diperlukan.
"Tujuannya sebagai media edukasi secara elektronik berbentuk aplikasi berbasis Android dan telah tersedia di PlayStore yang diunduh gratis," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022