Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jatim, mendorong melon produksi wilayah setempat dijadikan sebagai jenama (branding) hortikultura dari daerah itu, karena di beberapa tempat sudah demikian banyak produksi buat tersebut.

"Ke depan akan terus kami kembangkan, dorong serta fasilitasi supaya produksi melon di Lamongan semakin baik, bahkan nanti bisa menjadi branding hortikultura Lamongan adalah melon. Ayo terus ditingkatkan ini bareng-bareng pemerintah," kata Bupati Lamongan Yuhronur Efendi di Lamongan, Kamis.

Yuhronur mengaku bersyukur, karena Lamongan selain sebagai sentra tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai, juga mampu mengembangkan potensi produk hortikultura melon.

Yuhronur, dalam siaran persnya usai kegiatan Festival dan Panen Melon Megilan di Dusun Slempit Desa Pangkatrejo Kecamatan Sugio mengatakan, pertanian hortikultura melon merupakan salah satu alternatif pilihan di tengah pertanian dengan sistem irigasi tadah hujan.

Bahkan, kata dia, di beberapa wilayah yang tidak memiliki lahan pertanian melon, seperti Brondong, namun petaninya mampu berproduksi menggunakan green house sebagai media tanam.

“Kemarin kami panen di daerah Brondong, malah tidak di lahan yang luas, dan karena tekad dan keinginan kuatnya bertanam melon. Alhamdulillah hasilnya juga cukup memuaskan, artinya di beberapa tempat di Kabupaten Lamongan ini sudah demikian banyak produksi melon, khususnya hortikultura ini yang rata-rata berhasil dan bisa dipanen dengan baik, salah satu contohnya ada di Pangkatrejo ini," katanya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan Sukriyah mengatakan luas lahan melon di Lamongan tahun 2022 sampai dengan Mei 2022 telah mencapai 61 hektare dengan luas panen 38 hektare dan produksi 1.689 kuintal, dan rata-rata produktivitas 44,46 kuintal per hektare.

Adapun khusus di Desa Pangkatrejo terdapat 23 hektare dengan varietas Pertiwi yang sudah panen. Dalam satu tahun, tanaman melon tersebut dapat dipanen sebanyak empat kali.

"Saat ini produksi melon memang kurang karena cuaca. Namun, produk melon ini sangat menjanjikan, salah satunya tanaman buah yang semua lini menyukai," katanya.

Secara analisa, kata dia, usaha tani dengan biaya modal sekitar Rp63 juta per hektare dan harga jual per kilogram saat panen Rp5 ribu serta produksi per hektare rata-rata 20 ribu kilogram dapat menghasilkan sekitar Rp100 juta per hektare, sehingga ada keuntungan sekitar Rp37 juta sekali panen.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022