Pemerintah Kabupaten Gresik kembali membuka pergelaran tradisi malam ganjil atau malam selawe setelah dua tahun terakhir terhenti akibat pandemi COVID-19.

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani pada Rabu, mengatakan tradisi malam selawe (malam ke-25 Ramadhan) itu merupakan tradisi peninggalan para wali yang kini terus dilestarikan turun-menurun oleh masyarakat Gresik.

Gus Yani, sapaan akrab Fandi Akhmad Yani, mengatakan tradisi malam selawe itu dilaksanakan dengan berziarah ke makam Sunan Giri, sekaligus melaksanakan itikaf atau berdiam diri di dalam masjid.

"Kami bersyukur dengan dibukanya kembali tradisi ini ribuan peziarah lokal maupun luar daerah datang ke Gresik untuk berziarah ke Makam Sunan Giri," katanya.

Hal ini berdampak langsung pada perputaran ekonomi di Gresik sebab para pedagang memanfaatkan momentum ini untuk berjualan, dari mulai kuliner, mainan anak hingga fesyen.

"Alhamdulillah masyarakat Gresik terutama pedagang dapat kembali menikmati tradisi Malem Selawe di wisata religi Sunan Giri. Tentu, ini berdampak positif bagi pedagang terutama pelaku UMKM, ekonominya berangsur pulih dan meningkat," kata Gus Yani.

Gus Yani berharap tradisi tahunan malam selawe ini dapat terus dijaga dan dilestarikan, sebab masyarakat mendapat dua manfaat sekaligus. Pertama, mengasah spiritualitas dan yang kedua adalah mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Sebelumnya, Pemkab Gresik meniadakan pergelaran malam selawe selama dua tahun terakhir di wilayah itu untuk menghindari keramaian akibat pandemi COVID-19 serta mencegah kedatangan orang luar Gresik ke wilayah itu.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022