Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengusulkan kepada pemrakarsa jalan tol Kediri-Tulungagung agar pintu keluar (exit) yang masuk wilayahnya digeser ke daerah yang tidak berdekatan dengan permukiman agar pembebasan lahan lebih mudah dan minim masalah sosial.
"Kami berharap exit tol nanti pembangunannya digeser lebih ke utara, kurang-lebih sekitar 50 meter dari rencana semula agar tidak banyak permukiman yang harus digusur," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo saat memimpin audiensi dengan Tim Pemrakarsa Jalan Tol Kediri-Tulungagung di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Tulungagung, Senin
Alasannya, lokasi awal yang digeser dianggap terlalu berisiko lantaran banyak permukiman dan pertokoan yang harus digusur.
"Yang sekiranya risikonya lebih ringan, jangan menggunakan hunian tapi lahan kosong," ujarnya menguraikan alasan usulan pergeseran pintu keluar tol Kediri-Tulungagung.
Lokasi baru yang diusulkan berada tepat di SPBU Karangrejo. Lokasi ini terdiri dari lahan persawahan dan tidak terdapat permukiman.
Maryoto menambahkan nantinya jalan yang berada di radius 300 meter dari exit tol bakal diperlebar hingga 12 meter. "Karena jalan kabupaten merupakan jalan alternatif maka harus diantisipasi agar tidak menimbulkan kemacetan," katanya.
Pembangunan jalan tol di wilayah Tulungagung akan melintasi empat kecamatan, yaitu Karangrejo, Kedungwaru, Kauman, dan Tulungagung.
Dalam audiensi itu turut dibahas mengenai Kesesuaian Kegiatan Penggunaan Ruang (KKPR) untuk jalan tol. Langkah selanjutnya adalah menentukan lokasi pembangunan jalan tol itu.
"Penentuan lokasinya belum, KKPR ya untuk itu (penentuan lokasi)," ujarnya.
Menanggapi usulan itu, perwakilan Pemrakarsa Jalan Tol Kediri-Tulungagung Robby mengatakan bahwa penentuan lokasi masih menunggu dari Pemprov Jawa Timur.
"Saat ini belum resmi dari pemerintah, makanya belum bisa kami ekspos (sampaikan terbuka)," katanya.
Sedangkan mengenai permintaan Pemkab Tulungagung untuk menggeser lokasi peintu keluar tol, Robby mengatakan bahwa usulan perubahan desain harus didasari dengan kajian teknis.
Pihaknya bakal melakukan pertimbangan usulan itu, sembari menunggu ketentuan dari pemerintah pusat. "Mungkin nanti ada pertimbangan teknis, tapi mungkin saja (bisa)," ujarnya.
Robby menyatakan optimistis tahun ini pembangunan jalan tol tersebut sudah bisa dimulai. Pihaknya saat ini tinggal menunggu penentuan lokasi.
Jalan tol ini dibangun sepanjang 5 kilometer di kota Kediri, 17 km di Kabupaten Kediri, dan 5,2 km di Kabupaten Tulungagung.
Rencananya jalan tol ini mulai dibangun pada April 2023 dan selesai pada 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Kami berharap exit tol nanti pembangunannya digeser lebih ke utara, kurang-lebih sekitar 50 meter dari rencana semula agar tidak banyak permukiman yang harus digusur," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo saat memimpin audiensi dengan Tim Pemrakarsa Jalan Tol Kediri-Tulungagung di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Tulungagung, Senin
Alasannya, lokasi awal yang digeser dianggap terlalu berisiko lantaran banyak permukiman dan pertokoan yang harus digusur.
"Yang sekiranya risikonya lebih ringan, jangan menggunakan hunian tapi lahan kosong," ujarnya menguraikan alasan usulan pergeseran pintu keluar tol Kediri-Tulungagung.
Lokasi baru yang diusulkan berada tepat di SPBU Karangrejo. Lokasi ini terdiri dari lahan persawahan dan tidak terdapat permukiman.
Maryoto menambahkan nantinya jalan yang berada di radius 300 meter dari exit tol bakal diperlebar hingga 12 meter. "Karena jalan kabupaten merupakan jalan alternatif maka harus diantisipasi agar tidak menimbulkan kemacetan," katanya.
Pembangunan jalan tol di wilayah Tulungagung akan melintasi empat kecamatan, yaitu Karangrejo, Kedungwaru, Kauman, dan Tulungagung.
Dalam audiensi itu turut dibahas mengenai Kesesuaian Kegiatan Penggunaan Ruang (KKPR) untuk jalan tol. Langkah selanjutnya adalah menentukan lokasi pembangunan jalan tol itu.
"Penentuan lokasinya belum, KKPR ya untuk itu (penentuan lokasi)," ujarnya.
Menanggapi usulan itu, perwakilan Pemrakarsa Jalan Tol Kediri-Tulungagung Robby mengatakan bahwa penentuan lokasi masih menunggu dari Pemprov Jawa Timur.
"Saat ini belum resmi dari pemerintah, makanya belum bisa kami ekspos (sampaikan terbuka)," katanya.
Sedangkan mengenai permintaan Pemkab Tulungagung untuk menggeser lokasi peintu keluar tol, Robby mengatakan bahwa usulan perubahan desain harus didasari dengan kajian teknis.
Pihaknya bakal melakukan pertimbangan usulan itu, sembari menunggu ketentuan dari pemerintah pusat. "Mungkin nanti ada pertimbangan teknis, tapi mungkin saja (bisa)," ujarnya.
Robby menyatakan optimistis tahun ini pembangunan jalan tol tersebut sudah bisa dimulai. Pihaknya saat ini tinggal menunggu penentuan lokasi.
Jalan tol ini dibangun sepanjang 5 kilometer di kota Kediri, 17 km di Kabupaten Kediri, dan 5,2 km di Kabupaten Tulungagung.
Rencananya jalan tol ini mulai dibangun pada April 2023 dan selesai pada 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022