Mahasiswa yang berunjuk rasa menuntut stabilisasi harga minyak goreng dan kenaikan bahan bakar minyak ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan, Jawa Timur, Senin, mengapresiasi pola pengamanan humanis oleh polres saat mengamankan aksi itu.
"Kami sangat mengapresiasi pengamanan oleh polisi karena selain menjamin keamanan, petugas juga bisa memfasilitasi pertemuan dengan pimpinan DPRD Pamekasan sehingga kami bisa menyampaikan secara langsung," kata korlap aksi itu, Sofyan.
Unjuk rasa ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Madura (Unira) ke DPRD Pamekasan itu mengusung empat tuntutan, yakni meminta pemerintah membatalkan kenaikan harga bahan bakar minyak, mengatasi kelangkaan minyak goreng, mempertimbangkan kembali kenaikan PPN 11 persen dan meminta para politikus menghentikan wacana penundaan pemilu.
Para pengunjuk rasa ini datang ke kantor DPRD dengan berjalan kaki dari Monumen Arek Lancor menuju kantor DPRD di Jalan Kabupaten Pamekasan.
Massa pengunjuk rasa semuanya berpakaian almamater kampus, dan membawa berbagai jenis poster dan spanduk yang berisi tuntutan mereka.
Pengamanan oleh petugas sejak dari Monumen Arek Lancor hingga ke kantor DPRD, dan dipimpin langsung oleh Kapolres Pamekasan AKBP Rogib Triyanto.
Polisi juga mengawasi secara saksama barisan pengunjuk rasa, dan beberapa orang petugas sesekali meminta para pengunjuk rasa merapatkan barisan agar aksi yang mereka lakukan terhindar dari oknum penyusup yang tidak bertanggung jawab.
Beberapa orang polisi wanita terlihat membagi-bagikan bunga kepada pengunjuk rasa, yang disambut gembira oleh peserta aksi tersebut.
"Damai-damai, ya adik-adik," kata Kasubbag Humas Polres Pamekasan AKP Nining Dyah sambil membagikan bunga kepada peserta aksi itu.
"Secara pribadi dan secara kelembagaan, kami juga menyampaikan terima kasih kepada adik-adik mahasiswa, karena aksi ini berjalan damai dan lancar," ucap Kapolres Rogib Triyanto.
Sementara itu, Ketua DPRD Pamekasan Fathor Rohman saat menemui massa pengunjuk rasa berjanji, akan menyampaikan aspirasi BEM Unira itu ke DPR RI dan pemerintah pusat dalam waktu 3 kali 24 jam.
"Aspirasi yang adik-adik sampaikan ini, juga akan segera kami sampaikan ke pusat, dan terima kasih, karena aksi ini telah berjalan lancar dan damai," katanya.
Sempat terjadi ketegangan antara pengunjuk rasa dengan petugas bagian kesekretariatan DPRD Pamekasan, karena ada perwakilan pengunjuk rasa yang memaksa bertemu dengan semua anggota dewan.
Namun, berkat upaya Kapolres AKBP Rogib Triyanto yang melakukan media langsung, ketegangan itu segera teratasi.
Pada pengamanan unjuk rasa ini, Polres Pamekasan menerjunkan sedikitnya 307 personel gabungan dari berbagai satuan.
Usai aksi, sejumlah pengunjuk rasa melakukan swafoto dengan memegang bunga yang diberikan Polres Pamekasan dan merekan ucapan terima kasih melalui video untuk diunggah di media sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Kami sangat mengapresiasi pengamanan oleh polisi karena selain menjamin keamanan, petugas juga bisa memfasilitasi pertemuan dengan pimpinan DPRD Pamekasan sehingga kami bisa menyampaikan secara langsung," kata korlap aksi itu, Sofyan.
Unjuk rasa ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Madura (Unira) ke DPRD Pamekasan itu mengusung empat tuntutan, yakni meminta pemerintah membatalkan kenaikan harga bahan bakar minyak, mengatasi kelangkaan minyak goreng, mempertimbangkan kembali kenaikan PPN 11 persen dan meminta para politikus menghentikan wacana penundaan pemilu.
Para pengunjuk rasa ini datang ke kantor DPRD dengan berjalan kaki dari Monumen Arek Lancor menuju kantor DPRD di Jalan Kabupaten Pamekasan.
Massa pengunjuk rasa semuanya berpakaian almamater kampus, dan membawa berbagai jenis poster dan spanduk yang berisi tuntutan mereka.
Pengamanan oleh petugas sejak dari Monumen Arek Lancor hingga ke kantor DPRD, dan dipimpin langsung oleh Kapolres Pamekasan AKBP Rogib Triyanto.
Polisi juga mengawasi secara saksama barisan pengunjuk rasa, dan beberapa orang petugas sesekali meminta para pengunjuk rasa merapatkan barisan agar aksi yang mereka lakukan terhindar dari oknum penyusup yang tidak bertanggung jawab.
Beberapa orang polisi wanita terlihat membagi-bagikan bunga kepada pengunjuk rasa, yang disambut gembira oleh peserta aksi tersebut.
"Damai-damai, ya adik-adik," kata Kasubbag Humas Polres Pamekasan AKP Nining Dyah sambil membagikan bunga kepada peserta aksi itu.
"Secara pribadi dan secara kelembagaan, kami juga menyampaikan terima kasih kepada adik-adik mahasiswa, karena aksi ini berjalan damai dan lancar," ucap Kapolres Rogib Triyanto.
Sementara itu, Ketua DPRD Pamekasan Fathor Rohman saat menemui massa pengunjuk rasa berjanji, akan menyampaikan aspirasi BEM Unira itu ke DPR RI dan pemerintah pusat dalam waktu 3 kali 24 jam.
"Aspirasi yang adik-adik sampaikan ini, juga akan segera kami sampaikan ke pusat, dan terima kasih, karena aksi ini telah berjalan lancar dan damai," katanya.
Sempat terjadi ketegangan antara pengunjuk rasa dengan petugas bagian kesekretariatan DPRD Pamekasan, karena ada perwakilan pengunjuk rasa yang memaksa bertemu dengan semua anggota dewan.
Namun, berkat upaya Kapolres AKBP Rogib Triyanto yang melakukan media langsung, ketegangan itu segera teratasi.
Pada pengamanan unjuk rasa ini, Polres Pamekasan menerjunkan sedikitnya 307 personel gabungan dari berbagai satuan.
Usai aksi, sejumlah pengunjuk rasa melakukan swafoto dengan memegang bunga yang diberikan Polres Pamekasan dan merekan ucapan terima kasih melalui video untuk diunggah di media sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022