Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Surabaya kembali memfasilitasi ekspor cokelat bubuk sebanyak 32 ton senilai Rp1,2 miliar ke Australia.

Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Badan Karantina Pertanian Kementan Cicik Sri Sukarsih dalam keterangan pers, Jumat, menyatakan ekspor tersebut dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

"Komoditas milik PT Cargill Indonesia telah dilakukan pemeriksaan pemenuhan persyaratan teknis negara tujuan oleh Karantina Pertanian Surabaya," katanya.

Pihaknya memastikan keamanan dan kesehatan komoditas yang akan diekspor telah sesuai dengan sanitary and phytosanitary (SPS) measures negara tujuan.

Cicik mengatakan untuk percepatan layanan sertifikasi ekspor, pihaknya telah memberikan layanan inline inspection kepada eksportir sebagaimana peraturan yang ada.

Selain mempercepat, layanan ini juga ditujukan memitigasi risiko organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dalam seluruh rangkaian proses produksi eksportir, jelasnya.

Sementara itu, Manager PT Cargill Indonesia Agung K. mengatakan sejauh ini Karantina Pertanian Surabaya telah memberikan layanan terbaiknya, khususnya bagi layanan sertifikasi ekspor.

"Keberhasilan kami dalam mengembangkan sayap hingga makin banyak pasar ekspor, tentunya tak lepas atas dukungan dan peran Karantina Pertanian Surabaya,” kata Agung.

Sebelumnya, Presiden Jokowi Widodo dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Jambi juga melepas ekspor komoditas pertanian berupa pinang biji dengan total volume 126 ton senilai Rp4,069 miliar. Komoditas unggulan asal subsektor perkebunan ini menunjukkan tren peningkatan nilai yang cukup signifikan.

Tercatat secara nasional ekspor komoditas pinang biji pada tahun 2021 sebanyak 215.260 ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp5,11 triliun, meningkat hampir dua kali lipat dibanding capaian nilai tahun 2020 yang hanya Rp2,85 triliun.

Selain memberikan sejumlah bantuan kepada para pekebun pinang dalam rangka mendorong terus berkembangnya komoditas unggulan ekspor ini, Presiden Jokowi berpesan agar komoditas yang diekspor harus diolah terlebih dahulu.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022