Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ingin agar produksi pakaian khas dari kabupaten ini melibatkan UMKM lokal dan bukan dari luar.
"Ini peluang emas. Apalagi di musim pandemi, masih bisa berkarya membuat pakaian khas. Jangan sampai peluang emas ini diambil oleh pembatik luar Kabupaten Kediri," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri Adi Suwignyo di Kediri, Jumat.
Ia mengatakan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana sudah meminta agar UMKM lokal diberdayakan. Dengan melibatkan UMKM lokal, masyarakat di Kabupaten Kediri secara tidak langsung juga turut serta melestarikan pakaian khas, sekaligus menumbuhkan kembali ekonomi kreatif di kabupaten ini.
Pihaknya juga sudah koordinasi dengan Tim Kajian Pakaian Khas Kabupaten Kediri untuk memberikan pemahaman secara detail mengenai pakaian khas ini, termasuk bentuk, motif maupun pakem yang digunakan.
"Secara detail sudah diberikan pemahaman tentang ciri khas baju khas Kediri. Terutama, batik khas yang nantinya dapat dikenal dan dikenakan oleh masyarakat secara umum," ujar dia.
Untuk penentuan harga pakaian khas maupun batik khas ini, Pemkab Kediri sepenuhnya menyerahkan kepada pembatik karena ada beberapa pertimbangan seperti bahan dan cara produksi batik tulis, cap, maupun printing yang mempunyai klasifikasi harga tersendiri.
"Punya klasifikasi tersendiri. Ada yang kualitas biasa hingga premium. Yang lebih penting adalah mengenalkan pakaian khas kita ini," kata dia.
Ketua Koperasi Batik Kirana Kabupaten Kediri Sunaryo mengatakan pihaknya beserta seluruh pembatik yang ada di Kabupaten Kediri siap untuk mencetak pakaian khas dalam jumlah besar.
Ia mengatakan perhatian Bupati terhadap kebudayaan dan kesenian di Kabupaten Kediri seperti pakaian khas ini tentunya positif dan bisa memulihkan ekonomi bagi para pelaku UMKM khususnya pembatik yang ada di Kabupaten Kediri
"Dengan diangkatnya pakaian khas Kabupaten Kediri yang dicanangkan akan digunakan untuk pakaian dinas harian untuk ASN dan mungkin masyarakat luas, menjadi peluang yang luar biasa. Salah satu sarana yang bisa mengangkat perekonomian yang ada di Kabupaten Kediri," kata Sunaryo.
Saat ini, kurang lebih 23 anggota Koperasi Batik Kirana sudah mengantongi detail desain dan pakem sehingga diharapkan tidak ada kesulitan yang dialami. Motif-motif pada pakaian khas ini sangat mudah untuk dipelajari dan dikembangkan.
Pemkab Kediri sudah meresmikan pakaian khas, yakni untuk pria adalah Wdihan Kadiri dan Ken Kadiri untuk perempuan. Sedangkan Wdihan Kadiri terdapat dua jenis, yakni Wdihan Kadiri Satria untuk pakaian khas resmi dan Wdihan Kadiri Mapanji untuk kegiatan keseharian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Ini peluang emas. Apalagi di musim pandemi, masih bisa berkarya membuat pakaian khas. Jangan sampai peluang emas ini diambil oleh pembatik luar Kabupaten Kediri," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri Adi Suwignyo di Kediri, Jumat.
Ia mengatakan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana sudah meminta agar UMKM lokal diberdayakan. Dengan melibatkan UMKM lokal, masyarakat di Kabupaten Kediri secara tidak langsung juga turut serta melestarikan pakaian khas, sekaligus menumbuhkan kembali ekonomi kreatif di kabupaten ini.
Pihaknya juga sudah koordinasi dengan Tim Kajian Pakaian Khas Kabupaten Kediri untuk memberikan pemahaman secara detail mengenai pakaian khas ini, termasuk bentuk, motif maupun pakem yang digunakan.
"Secara detail sudah diberikan pemahaman tentang ciri khas baju khas Kediri. Terutama, batik khas yang nantinya dapat dikenal dan dikenakan oleh masyarakat secara umum," ujar dia.
Untuk penentuan harga pakaian khas maupun batik khas ini, Pemkab Kediri sepenuhnya menyerahkan kepada pembatik karena ada beberapa pertimbangan seperti bahan dan cara produksi batik tulis, cap, maupun printing yang mempunyai klasifikasi harga tersendiri.
"Punya klasifikasi tersendiri. Ada yang kualitas biasa hingga premium. Yang lebih penting adalah mengenalkan pakaian khas kita ini," kata dia.
Ketua Koperasi Batik Kirana Kabupaten Kediri Sunaryo mengatakan pihaknya beserta seluruh pembatik yang ada di Kabupaten Kediri siap untuk mencetak pakaian khas dalam jumlah besar.
Ia mengatakan perhatian Bupati terhadap kebudayaan dan kesenian di Kabupaten Kediri seperti pakaian khas ini tentunya positif dan bisa memulihkan ekonomi bagi para pelaku UMKM khususnya pembatik yang ada di Kabupaten Kediri
"Dengan diangkatnya pakaian khas Kabupaten Kediri yang dicanangkan akan digunakan untuk pakaian dinas harian untuk ASN dan mungkin masyarakat luas, menjadi peluang yang luar biasa. Salah satu sarana yang bisa mengangkat perekonomian yang ada di Kabupaten Kediri," kata Sunaryo.
Saat ini, kurang lebih 23 anggota Koperasi Batik Kirana sudah mengantongi detail desain dan pakem sehingga diharapkan tidak ada kesulitan yang dialami. Motif-motif pada pakaian khas ini sangat mudah untuk dipelajari dan dikembangkan.
Pemkab Kediri sudah meresmikan pakaian khas, yakni untuk pria adalah Wdihan Kadiri dan Ken Kadiri untuk perempuan. Sedangkan Wdihan Kadiri terdapat dua jenis, yakni Wdihan Kadiri Satria untuk pakaian khas resmi dan Wdihan Kadiri Mapanji untuk kegiatan keseharian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022