Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono menilai Kota Pahlawan, Jatim, kembali masuk status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1, menjadi momen spesial bagi warga Surabaya menyambut Ramadhan.
"Kami semua bersyukur, tren kasus COVID-19 melandai, dan sisi lain vaksinasi dan penanganan berbasis testing, tracing, dan treatment di Surabaya terus dipacu. Ini yang kemudian mendorong penurunan level PPKM. Selamat bagi seluruh masyarakat, pemerintah kota, TNI, Polri, dan tenaga kesehatan yang telah bekerja keras bersama menjaga kota ini," ujar Adi Sutarwijono di Surabaya, Selasa.
Surabaya masuk PPKM level 1 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 18 Tahun 2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, Level 3, Level 2, Level 1 di wilayah Jawa dan Bali. Masa pemberlakuan PPKM ini mulai 22 Maret hingga 4 April 2022.
Sebagai konsekuensi dari PPKM Level 1, kata Adi, beberapa relaksasi akan dilakukan, mulai dari tempat ibadah dibuka dengan kapasitas maksimal 100 persen, pembelajaran tatap muka, kegiatan ekonomi semakin terbuka, hingga ruang terbuka hijau dibuka kembali.
Adi mengatakan, momentum penurunan level PPKM untuk Surabaya menjadi semakin spesial karena menyongsong datangnya Bulan Ramadan di mana awal bulan puasa tersebut diprediksi dimulai pada awal April 2022.
Menurut dia, Bulan Ramadhan selalu disambut dengan rasa antusias umat Muslim untuk beribadah mulai dari ke masjid hingga menjalankan ibadah yang bermakna sosial seperti bersedekah. Begitu juga dengan pasar-pasar rakyat juga bergeliat di bulan Ramadan. Jadi dengan PPKM Level 1, semua direlaksasi.
"Saya yakin warga semakin bergembira menyambut Ramadhan karena aktivitas ibadah sudah mendekati normal dan di sisi lain geliat ekonomi juga mulai terasa. Artinya PPKM Level 1 juga merupakan momentum untuk pemulihan ekonomi," kata Adi.
Adi pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga situasi COVID-19 tetap terkendali dengan baik melalui penerapan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin.
"Tetap disiplin menjaga prokes. Juga penting menjaga kesehatan, dan konsumsi makanan yang sehat. Juga konsumsi minuman maupun makanan penjaga daya tahan tubuh, bisa dengan makanan-minuman khas lokal seperti jamu, buah lokal, dan sebagainya," ujar Adi.
Selain protokol kesehatan dan menjaga daya tahan tubuh, lanjut dia, kunci untuk terus menjaga situasi COVID-19 adalah vaksinasi. Adi bersyukur vaksinasi dosis pertama dan kedua di Surabaya sudah masif, yaitu masing-masing mencapai 131 persen dan 114 persen. Adapun untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster, mencapai 22 persen.
"Bagi yang belum vaksin, ayo segera ke fasilitas kesehatan atau sentra vaksinasi terdekat. Saya minta Dinas Kesehatan untuk terus memacu vaksinasi. Masifkan, bikin jemput bola, karena ini demi keselamatan warga dan sangat menentukan relaksasi berbagai sektor kegiatan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Kami semua bersyukur, tren kasus COVID-19 melandai, dan sisi lain vaksinasi dan penanganan berbasis testing, tracing, dan treatment di Surabaya terus dipacu. Ini yang kemudian mendorong penurunan level PPKM. Selamat bagi seluruh masyarakat, pemerintah kota, TNI, Polri, dan tenaga kesehatan yang telah bekerja keras bersama menjaga kota ini," ujar Adi Sutarwijono di Surabaya, Selasa.
Surabaya masuk PPKM level 1 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 18 Tahun 2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, Level 3, Level 2, Level 1 di wilayah Jawa dan Bali. Masa pemberlakuan PPKM ini mulai 22 Maret hingga 4 April 2022.
Sebagai konsekuensi dari PPKM Level 1, kata Adi, beberapa relaksasi akan dilakukan, mulai dari tempat ibadah dibuka dengan kapasitas maksimal 100 persen, pembelajaran tatap muka, kegiatan ekonomi semakin terbuka, hingga ruang terbuka hijau dibuka kembali.
Adi mengatakan, momentum penurunan level PPKM untuk Surabaya menjadi semakin spesial karena menyongsong datangnya Bulan Ramadan di mana awal bulan puasa tersebut diprediksi dimulai pada awal April 2022.
Menurut dia, Bulan Ramadhan selalu disambut dengan rasa antusias umat Muslim untuk beribadah mulai dari ke masjid hingga menjalankan ibadah yang bermakna sosial seperti bersedekah. Begitu juga dengan pasar-pasar rakyat juga bergeliat di bulan Ramadan. Jadi dengan PPKM Level 1, semua direlaksasi.
"Saya yakin warga semakin bergembira menyambut Ramadhan karena aktivitas ibadah sudah mendekati normal dan di sisi lain geliat ekonomi juga mulai terasa. Artinya PPKM Level 1 juga merupakan momentum untuk pemulihan ekonomi," kata Adi.
Adi pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga situasi COVID-19 tetap terkendali dengan baik melalui penerapan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin.
"Tetap disiplin menjaga prokes. Juga penting menjaga kesehatan, dan konsumsi makanan yang sehat. Juga konsumsi minuman maupun makanan penjaga daya tahan tubuh, bisa dengan makanan-minuman khas lokal seperti jamu, buah lokal, dan sebagainya," ujar Adi.
Selain protokol kesehatan dan menjaga daya tahan tubuh, lanjut dia, kunci untuk terus menjaga situasi COVID-19 adalah vaksinasi. Adi bersyukur vaksinasi dosis pertama dan kedua di Surabaya sudah masif, yaitu masing-masing mencapai 131 persen dan 114 persen. Adapun untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster, mencapai 22 persen.
"Bagi yang belum vaksin, ayo segera ke fasilitas kesehatan atau sentra vaksinasi terdekat. Saya minta Dinas Kesehatan untuk terus memacu vaksinasi. Masifkan, bikin jemput bola, karena ini demi keselamatan warga dan sangat menentukan relaksasi berbagai sektor kegiatan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022