Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) setempat meningkatkan literasi digital masyarakat dalam berinvestasi untuk menekan dampak negatif Binary Option.
"Saya kira sudah saatnya masyarakat itu diajarkan meletakkan investasi di tempat yang benar. Padahal negara kita juga sudah memberikan fasilitas untuk investasi yang baik, contohnya seperti Sukuk," katanya di Kediri, Jawa Timur, Rabu.
Ia mengungkapkan literasi masyarakat yang terkait dengan investasi keuangan masih belum memadai. Di era pandemi COVID-19, sebagian orang bisa mengambil keuntungan seenaknya sendiri, salah satunya melalui Binary Option atau robot trading yang ilegal.
Binary Option yakni merupakan instrumen trading daring yang memiliki sistem seperti perjudian. Para trader memprediksi atau menebak harga sebuah aset itu naik atau turun pada jangka waktu tertentu.
Para pengguna bisa melakukan registrasi dan memberikan deposit mulai dengan harga 10 dolar AS dan dalam transaksinya, pengguna akan memilih indeks aset, mulai dari mata uang, indeks saham, hingga komoditas.
Wali Kota Kediri juga mengatakan ke depan TPAKD harus lebih memperluas akses keuangan, karena saat ini masih banyak masyarakat yang tidak memiliki rekening. Apalagi di zaman sekarang semua serba digital.
Pemerintah pun saat memberikan bantuan sosial kepada masyarakat juga memanfaatkan rekening, sehingga semua pihak bersama-sama memberikan edukasi agar mereka lebih melek lagi terhadap akses keuangan.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota juga meminta agar TPAKD Kota Kediri bisa menjadi penguat ekosistem ekonomi yang ada di Kota Kediri serta bisa memberikan pendampingan yang paripurna untuk UMKM yang ada di Kota Kediri.
"Saya rasa kalau kita berkomitmen untuk memajukan perekonomian di Kota Kediri, hal itu penting untuk kita pikirkan dan lakukan bersama," kata dia.
Acara ini juga dihadiri Kepala KpwBi Kediri, Kepala BPS Kota Kediri, Kepala OJK Kota Kediri, Sekretaris Daerah Kota Kediri, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Kediri, Bea Cukai Kediri, kalangan perbankan dan tamu undangan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saya kira sudah saatnya masyarakat itu diajarkan meletakkan investasi di tempat yang benar. Padahal negara kita juga sudah memberikan fasilitas untuk investasi yang baik, contohnya seperti Sukuk," katanya di Kediri, Jawa Timur, Rabu.
Ia mengungkapkan literasi masyarakat yang terkait dengan investasi keuangan masih belum memadai. Di era pandemi COVID-19, sebagian orang bisa mengambil keuntungan seenaknya sendiri, salah satunya melalui Binary Option atau robot trading yang ilegal.
Binary Option yakni merupakan instrumen trading daring yang memiliki sistem seperti perjudian. Para trader memprediksi atau menebak harga sebuah aset itu naik atau turun pada jangka waktu tertentu.
Para pengguna bisa melakukan registrasi dan memberikan deposit mulai dengan harga 10 dolar AS dan dalam transaksinya, pengguna akan memilih indeks aset, mulai dari mata uang, indeks saham, hingga komoditas.
Wali Kota Kediri juga mengatakan ke depan TPAKD harus lebih memperluas akses keuangan, karena saat ini masih banyak masyarakat yang tidak memiliki rekening. Apalagi di zaman sekarang semua serba digital.
Pemerintah pun saat memberikan bantuan sosial kepada masyarakat juga memanfaatkan rekening, sehingga semua pihak bersama-sama memberikan edukasi agar mereka lebih melek lagi terhadap akses keuangan.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota juga meminta agar TPAKD Kota Kediri bisa menjadi penguat ekosistem ekonomi yang ada di Kota Kediri serta bisa memberikan pendampingan yang paripurna untuk UMKM yang ada di Kota Kediri.
"Saya rasa kalau kita berkomitmen untuk memajukan perekonomian di Kota Kediri, hal itu penting untuk kita pikirkan dan lakukan bersama," kata dia.
Acara ini juga dihadiri Kepala KpwBi Kediri, Kepala BPS Kota Kediri, Kepala OJK Kota Kediri, Sekretaris Daerah Kota Kediri, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Kediri, Bea Cukai Kediri, kalangan perbankan dan tamu undangan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022