Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Jember menyediakan sebanyak 4.200 liter untuk operasi pasar minyak goreng dalam rangka menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan komoditas pangan tersebut di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Bulog Jember bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat menggelar operasi pasar minyak goreng di depan Kantor Bulog dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, Selasa.
"Kami punya stok 4.200 liter minyak goreng di gudang untuk kegiatan operasi pasar yang akan dilakukan secara bertahap selama 10 hari ke depan dan stok tersebut akan ditambah lagi dari Bulog Jatim," kata Kepala Perum Bulog Jember Ahmad Mustari di sela-sela pemantauan operasi pasar di Kantor Bulog setempat.
Menurutnya Bulog hadir untuk melakukan stabilisasi harga dan ketersediaan minyak goreng karena kelangkaan komoditas tersebut dan masih mahalnya harga minyak goreng di pasar tradisional melebihi harga eceran tertinggi (HET).
"Kami melakukan operasi pasar dengan sasaran langsung ke masyarakat dengan pola pembatasan pembelian maksimal 2 liter per orang, sehingga diharapkan bisa merata dinikmati warga yang membutuhkan minyak goreng dengan harga Rp14 ribu per liter," tuturnya.
Untuk mencegah kerumuman warga saat kegiatan operasi pasar, pihak Bulog Jember membuat nomor antrean sebanyak 150 nomor setiap hari, sehingga total minyak goreng yang dijual sebanyak 300 liter setiap harinya.
"Pihak Bulog juga akan bekerjasama dengan Disperindag untuk melakukan operasi pasar di beberapa titik yang tersebar di kecamatan-kecamatan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng sesuai dengan HET sebesar Rp14 ribu per liter," katanya.
Sementara itu Kepala Disperindag Jember Bambang Saputro mengimbau masyarakat tidak panik dengan memborong minyak goreng karena stok minyak goreng dipastikan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Jember.
"Harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional masih di atas HET yang ditetapkan pemerintah, sehingga diharapkan operasi pasar minyak goreng yang digelar Bulog Jember dapat menstabilkan harga dan stok yang ada," tuturnya.
Ia menjelaskan penyebab masih terjadi kelangkaan minyak goreng di sejumlah daerah termasuk Kabupaten Jember karena jalur distribusi yang kurang lancar berdasarkan hasil rapat dengan pihak Kemendag secara virtual.
"Disperindag di daerah diminta untuk melakukan pengawasan terhadap jalur distribusi minyak goreng. Apabila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai maka akan ditindaklanjuti di lapangan," katanya.
Berdasarkan data Kemendag, lanjut dia, suplai minyak goreng sejak 14-20 Februari mencapai 115 juta liter dan dari jumlah tersebut sebanyak 20 persen didistribusikan ke Jawa Timur, sehingga seharusnya di Jawa Timur tidak ada kelangkaan minyak dan sebaliknya banjir minyak goreng.
"Kami imbau warga tidak panic buying dan membeli kebutuhan minyak goreng seperlunya saja, sehingga ketersediaan minyak goreng diharapkan kembali normal," ujarnya.
Pantauan di lapangan, minyak goreng sebanyak 300 liter habis dalam jangka waktu kurang dari satu jam karena banyak warga yang sudah datang mengambil nomor antrean sejak pukul 07.00 WIB, padahal operasi pasar baru dibuka pukul 08.00 WIB. Kegiatan itu juga mendapat pengawalan ketat dari aparat Polsek Sumbersari. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Bulog Jember bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat menggelar operasi pasar minyak goreng di depan Kantor Bulog dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, Selasa.
"Kami punya stok 4.200 liter minyak goreng di gudang untuk kegiatan operasi pasar yang akan dilakukan secara bertahap selama 10 hari ke depan dan stok tersebut akan ditambah lagi dari Bulog Jatim," kata Kepala Perum Bulog Jember Ahmad Mustari di sela-sela pemantauan operasi pasar di Kantor Bulog setempat.
Menurutnya Bulog hadir untuk melakukan stabilisasi harga dan ketersediaan minyak goreng karena kelangkaan komoditas tersebut dan masih mahalnya harga minyak goreng di pasar tradisional melebihi harga eceran tertinggi (HET).
"Kami melakukan operasi pasar dengan sasaran langsung ke masyarakat dengan pola pembatasan pembelian maksimal 2 liter per orang, sehingga diharapkan bisa merata dinikmati warga yang membutuhkan minyak goreng dengan harga Rp14 ribu per liter," tuturnya.
Untuk mencegah kerumuman warga saat kegiatan operasi pasar, pihak Bulog Jember membuat nomor antrean sebanyak 150 nomor setiap hari, sehingga total minyak goreng yang dijual sebanyak 300 liter setiap harinya.
"Pihak Bulog juga akan bekerjasama dengan Disperindag untuk melakukan operasi pasar di beberapa titik yang tersebar di kecamatan-kecamatan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng sesuai dengan HET sebesar Rp14 ribu per liter," katanya.
Sementara itu Kepala Disperindag Jember Bambang Saputro mengimbau masyarakat tidak panik dengan memborong minyak goreng karena stok minyak goreng dipastikan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Jember.
"Harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional masih di atas HET yang ditetapkan pemerintah, sehingga diharapkan operasi pasar minyak goreng yang digelar Bulog Jember dapat menstabilkan harga dan stok yang ada," tuturnya.
Ia menjelaskan penyebab masih terjadi kelangkaan minyak goreng di sejumlah daerah termasuk Kabupaten Jember karena jalur distribusi yang kurang lancar berdasarkan hasil rapat dengan pihak Kemendag secara virtual.
"Disperindag di daerah diminta untuk melakukan pengawasan terhadap jalur distribusi minyak goreng. Apabila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai maka akan ditindaklanjuti di lapangan," katanya.
Berdasarkan data Kemendag, lanjut dia, suplai minyak goreng sejak 14-20 Februari mencapai 115 juta liter dan dari jumlah tersebut sebanyak 20 persen didistribusikan ke Jawa Timur, sehingga seharusnya di Jawa Timur tidak ada kelangkaan minyak dan sebaliknya banjir minyak goreng.
"Kami imbau warga tidak panic buying dan membeli kebutuhan minyak goreng seperlunya saja, sehingga ketersediaan minyak goreng diharapkan kembali normal," ujarnya.
Pantauan di lapangan, minyak goreng sebanyak 300 liter habis dalam jangka waktu kurang dari satu jam karena banyak warga yang sudah datang mengambil nomor antrean sejak pukul 07.00 WIB, padahal operasi pasar baru dibuka pukul 08.00 WIB. Kegiatan itu juga mendapat pengawalan ketat dari aparat Polsek Sumbersari. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022