Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meluncurkan program pengendalian sampah yang bertajuk "Banyuwangi Hijau" sebagai upaya melakukan langkah konkrit mengendalikan sampah plastik.

"Kami terus melakukan upaya pengendalian sampah plastik. Kami menggelar sejumlah kegiatan untuk mengampanyekan pengendalian sampah. Kali ini, kami bersama-sama meluncurkan Banyuwangi Hijau yang berupa pengendalian sampah langsung dari rumah tangga," ujar Bupati Ipuk Fiestiandani saat meluncurkan Banyuwangi Hijau di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Senin.

Ia menjelaskan bahwa Banyuwangi Hijau merupakan kelanjutan dari Project STOP (stop ocean plastics) yang sukses dilaksanakan di Kecamatan Muncar sejak 2018. Pada tahun ini, lanjut dia, project ini akan diperluas skalanya dengan membangun pusat pengolahan sampa, tempat pengolahan sampah terpadu reduce, reuse, recycle yang  menjangkau lima kecamatan sekaligus.

Selain di Muncar, juga akan dilakukan di Songgon, Rogojampi, Sempu Genteng, dan Singojuruh.

"Kami menyiapkan lahan seluas 1,5 hektare di Kecamatan Songgon, yang nantinya akan menjadi pusat pengolahan sampah yang telah dipilah dari berbagai kecamatan tersebut. Targetnya nanti dapat menghentikan 150.400 ton sampah dan 21.000 ton sampah plastik yang dapat mencemari lingkungan," katanya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, Dwi Handayani menjelaskan Project STOP di Muncar sendiri ditangani langsung oleh Borealis, sebuah perusahaan yang berbasis di Wina, Austria yang bekerjasama dengan PT Systemiq Lestari Indonesia. Sedangkan sumber pembiayaannya berasal dari Pemerintah Norwegia dan Borealis.

"Nantinya bantuan tersebut akan berupa sosialiasi, edukasi, pembangunan sarana dan prasarana serta operasional pengelolaan sampah," ujarnya.

Perwakilan Deputi Head of Mission Kedubes Norwegia Bjornar Hotvedt yang memberikan sambutan secara virtual. Ia menjelaskan program ini merupakan upaya untuk mendukung Indonesia dalam mengurangi sampah plastik yang hanyut ke laut.

"Ini merupakan upaya dari kami, untuk mendukung Indonesia mengurangi kebocoran sampah plastik ke laut sebanyak 70 persen pada 2025," katanya.

Sementara itu, CEO Borealis Thomas Gangl mengaku senang dapat terlibat dalam project tersebut. Karena sampah plastik selama ini telah menjadi masalah bagi planet dan di masyarakat.

"Namun, dengan inisiasi ini (mengendalikan sampah plastik) mimpi jadi nyata," katanya.

Project STOP yang dikembangkan di Banyuwangi yang merupakan daerah dengan garis pantai lebih dari 170 km ini, mendapatkan apresiasi dari Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Menurutnya, program ini merupakan bentuk sinergi positif dalam penanganan sampah.

"Pengelolaan sampah ini harus menjadi tradisi dan budaya kita. Sehingga bisa mengakar sampai ke anak cucu kita. Lingkungan kita bisa menjadi lebih bersih dan sehat," kata Menteri Luhut.

Dalam peluncuran Banyuwangi Hijau ini, juga dihadiri secara langsung oleh Manager Circular Economy Solutions Borealis Anthony Berthold, Chief Delivery Officer Project STOP Muncar Andre Kuncoroyekti, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Jawa Abdul Mu'in, Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah dan Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Banyuwangi. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022