Wali Kota Madiun Maidi menyatakan peningkatan kasus aktif di wilayahnya belakangan ini diklaim merupakan hasil intensifnya upaya pelacakan dan tes yang dilakukan Satgas COVID-19 setempat sebagai upaya pengendalian penularan virus Corona.
"Upaya tracing dan testing langsung dilakukan ketika muncul temuan kasus baru. Sehingga virusnya tidak semakin menyebar," ujar Wali Kota Maidi di Madiun, Jatim, Sabtu.
Menurut ia, dengan banyaknya temuan dari hasil pelacakan tersebut bertujuan semakin cepat diketahui sehingga semakin cepat pula ditangani dan memperbesar peluang sembuh.
"Ada orang yang sebenarnya sakit tapi merasa sehat, tidak melapor dan tidak berobat, sehingga malah menularkan virus ke mana-mana. Ini yang harus dicegah," tuturnya.
Pihaknya mengakui kasus aktif COVID-19 di Kota Madiun naik signifikan dalam dua pekan terakhir. Meski demikian, kenaikan kasus COVID-19 itu tidak hanya terjadi di Kota Madiun. Namun, hampir merata di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur dan bahkan nasional.
"Harus gerak cepat, segera diselesaikan agar tidak melumpuhkan sektor lain, termasuk dalam program pemulihan ekonomi," ucapnya.
Ia mengklaim upaya yang ditempuhnya tersebut telah selaras dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pusat yang dibahas dalam rapat koordinasi evaluasi PPKM Jawa Bali secara virtual dengan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Jumat (11/2).
Sesuai data, di Kota Madiun kasus COVID-19 hingga Sabtu (12/2) telah mencapai 7.731 orang. Dari jumlah itu, 6.899 orang di antaranya telah sembuh, 61 orang dalam perawatan, 216 orang menjalani isolasi terpadu, dan 512 orang meninggal dunia.
Sedangkan jumlah konfirmasi baru pada hari Sabtu (12/2) tercatat 103 orang, sembuh 30 orang, dan pelacakan sebanyak 337 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Upaya tracing dan testing langsung dilakukan ketika muncul temuan kasus baru. Sehingga virusnya tidak semakin menyebar," ujar Wali Kota Maidi di Madiun, Jatim, Sabtu.
Menurut ia, dengan banyaknya temuan dari hasil pelacakan tersebut bertujuan semakin cepat diketahui sehingga semakin cepat pula ditangani dan memperbesar peluang sembuh.
"Ada orang yang sebenarnya sakit tapi merasa sehat, tidak melapor dan tidak berobat, sehingga malah menularkan virus ke mana-mana. Ini yang harus dicegah," tuturnya.
Pihaknya mengakui kasus aktif COVID-19 di Kota Madiun naik signifikan dalam dua pekan terakhir. Meski demikian, kenaikan kasus COVID-19 itu tidak hanya terjadi di Kota Madiun. Namun, hampir merata di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur dan bahkan nasional.
"Harus gerak cepat, segera diselesaikan agar tidak melumpuhkan sektor lain, termasuk dalam program pemulihan ekonomi," ucapnya.
Ia mengklaim upaya yang ditempuhnya tersebut telah selaras dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pusat yang dibahas dalam rapat koordinasi evaluasi PPKM Jawa Bali secara virtual dengan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Jumat (11/2).
Sesuai data, di Kota Madiun kasus COVID-19 hingga Sabtu (12/2) telah mencapai 7.731 orang. Dari jumlah itu, 6.899 orang di antaranya telah sembuh, 61 orang dalam perawatan, 216 orang menjalani isolasi terpadu, dan 512 orang meninggal dunia.
Sedangkan jumlah konfirmasi baru pada hari Sabtu (12/2) tercatat 103 orang, sembuh 30 orang, dan pelacakan sebanyak 337 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022