Pemerintah Kota Surabaya mengungkapkan ada 87 orang aparatur sipil negara (ASN) yang saat ini tinggal di rumah susun sederhana sewa (rusunawa), padahal semestinya hunian bertingkat itu untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Irvan Wahyudradjad di Surabaya, Senin, mengatakan pihaknya telah melakukan pendataan dan verifikasi ulang penghuni rusunawa mulai Januari 2022 lalu.
"Hasilnya memang ada beberapa penyimpangan soal penghuni rusun itu," katanya.
Menurut Irvan, penyimpangan tersebut di antaranya ada sejumlah penghuni rusunawa yang tidak masuk kategori MBR, padahal sesuai peraturan daerah (Perda) peruntukan rusun itu bagi MBR.
Bahkan, ketika ada temuan dari anggota DPRD Surabaya bahwa ada ASN menjadi penghuni rusun, Irvan juga tidak menyangkalnya.
Berdasarkan data Pemkot Surabaya, ada sebanyak 87 orang ASN yang masih menghuni rusun, terdiri atas 65 orang ASN aktif dan 22 orang pensiunan ASN.
"Tentu penanganannya berbeda-beda antara ASN yang masih aktif dan pensiunan, masih kami kaji lebih lanjut. Namun yang pasti, kalau ASN aktif tidak akan masuk data MBR," katanya.
Irvan juga tidak mengelak ketika dikonfirmasi soal sebagian penghuni rusun yang memiliki mobil. Pihaknya segera melakukan verifikasi terhadap setiap penghuni rusun yang memiliki mobil itu, untuk memastikan mobil itu statusnya hanya dititipkan, punya usaha rental mobil atau menggunakan mobilnya untuk taksi daring.
"Seharusnya di rusun yang penghuninya MBR tidak mungkin membawa mobil karena juga tidak ada parkir untuk mobil. Makanya kita verifkasi lebih lanjut," katanya.
Bahkan, Irvan juga menduga ada oknum penghuni rusun yang memindahtangankan rusunnya atau bahkan memperjualbelikan rusun itu.
"Jadi, kami melakukan verifikasi ulang kepada semua penghuni rusun di Surabaya. Kami evaluasi dan kami juga memohon maaf apabila penghuni itu tidak masuk ke dalam MBR. Kami akan minta untuk keluar dari rusun, kami akan gantikan ke warga yang lebih berhak. Apalagi saat ini ada sebanyak 11 ribu antrean yang ingin masuk ke rusun," katanya.
Saat ini ada 20 rusunawa yang dikelola Pemkot Surabaya, meliputi Rusunawa Urip Sumoharjo, Dupak Bangunrejo, Sombo, Penjaringansari, Warugunung, Wonorejo, Tanah Merah, Randu, Grudo, Pesapen, Jambangan, Siwalankerto, Romokalisari, Keputih, Bandarejo, Gununganyar Sawah, Dukuh Menanggal, Tambak Wedi, Indrapura, dan Babat Jerawat.
"Dari 20 rusun ini, total ada 103 blok dengan 4.890 unit. Luasnya berbeda-beda setiap rusun," ujar Irvan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Irvan Wahyudradjad di Surabaya, Senin, mengatakan pihaknya telah melakukan pendataan dan verifikasi ulang penghuni rusunawa mulai Januari 2022 lalu.
"Hasilnya memang ada beberapa penyimpangan soal penghuni rusun itu," katanya.
Menurut Irvan, penyimpangan tersebut di antaranya ada sejumlah penghuni rusunawa yang tidak masuk kategori MBR, padahal sesuai peraturan daerah (Perda) peruntukan rusun itu bagi MBR.
Bahkan, ketika ada temuan dari anggota DPRD Surabaya bahwa ada ASN menjadi penghuni rusun, Irvan juga tidak menyangkalnya.
Berdasarkan data Pemkot Surabaya, ada sebanyak 87 orang ASN yang masih menghuni rusun, terdiri atas 65 orang ASN aktif dan 22 orang pensiunan ASN.
"Tentu penanganannya berbeda-beda antara ASN yang masih aktif dan pensiunan, masih kami kaji lebih lanjut. Namun yang pasti, kalau ASN aktif tidak akan masuk data MBR," katanya.
Irvan juga tidak mengelak ketika dikonfirmasi soal sebagian penghuni rusun yang memiliki mobil. Pihaknya segera melakukan verifikasi terhadap setiap penghuni rusun yang memiliki mobil itu, untuk memastikan mobil itu statusnya hanya dititipkan, punya usaha rental mobil atau menggunakan mobilnya untuk taksi daring.
"Seharusnya di rusun yang penghuninya MBR tidak mungkin membawa mobil karena juga tidak ada parkir untuk mobil. Makanya kita verifkasi lebih lanjut," katanya.
Bahkan, Irvan juga menduga ada oknum penghuni rusun yang memindahtangankan rusunnya atau bahkan memperjualbelikan rusun itu.
"Jadi, kami melakukan verifikasi ulang kepada semua penghuni rusun di Surabaya. Kami evaluasi dan kami juga memohon maaf apabila penghuni itu tidak masuk ke dalam MBR. Kami akan minta untuk keluar dari rusun, kami akan gantikan ke warga yang lebih berhak. Apalagi saat ini ada sebanyak 11 ribu antrean yang ingin masuk ke rusun," katanya.
Saat ini ada 20 rusunawa yang dikelola Pemkot Surabaya, meliputi Rusunawa Urip Sumoharjo, Dupak Bangunrejo, Sombo, Penjaringansari, Warugunung, Wonorejo, Tanah Merah, Randu, Grudo, Pesapen, Jambangan, Siwalankerto, Romokalisari, Keputih, Bandarejo, Gununganyar Sawah, Dukuh Menanggal, Tambak Wedi, Indrapura, dan Babat Jerawat.
"Dari 20 rusun ini, total ada 103 blok dengan 4.890 unit. Luasnya berbeda-beda setiap rusun," ujar Irvan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022